RADARBANDUNG.id- Para pengguna media sosial, baik Instagram maupun X diramaikan dengan istilah “Ilmu Padi” dan “Manyala Abangku”. Bahkan, beberapa politisi juga menggunakan istilah yang viral ini sebagai bahan lucu-lucuan atau meme.
Jika diartikan secara harfiah, kalimat Ilmu Padi memiliki makna untuk tetap merendah, meski telah menorehkan prestasi. Hal tersebut merujuk pada filosofi tanaman padi, yang akan semakin merunduk saat sudah berisi.
Sementara kata ‘Manyala’ secara harfiah memiliki makna menyala. Dalam hal ini, diartikan sebagai ‘on fire’ atau ketika pemain sepak bola sedang dalam performa yang bagus. Jika keduanya digabungkan, maka akan memiliki makna ‘tetaplah merendah, meski kamu sedang di atas’.
Sejarah Munculnya Istilah Ilmu Padi dan Manyala
Awalnya, ‘Ilmu Padi’ mulai dipakai oleh para pemain sepak bola di Indonesia. Mereka kerap kali menuliskan kalimat tersebut di kolom komentar media sosial macam Instagram dan X, saat salah satu teman sedang mengunggah foto.
Dikutip dari Jawapos.com, istilah yang mereka berikan tersebut konteksnya sebagai pujian atau memberikan rasa hormat kepada pemain lain yang atas apa yang telah mereka lakukan. Sementara frasa ‘Manyala’ sesungguhnya merupakan jargon dari Borneo FC, yang sering kali digunakan oleh para pemainnya, seperti Diego Michiels.
Penggunaan yang berulang-ulang ini membuat frasa ‘Ilmu Padi’ atau ‘Mayala Abangku’ menjadi semakin populer, dan ditiru oleh para pecinta bola di Indonesia. Lumrahnya, mereka menambah emoji padi dan api di belakangnya.
Belakangan Viral di Kalangan Politisi
Frasa ‘Manyala’ dan ‘Ilmu Padi’ mulai merambah dunia politik, hingga dijadikan meme oleh beberapa akun. Mulanya, Capres nomor urut 1, Anies Baswedan, menggunakan frasa tersebut saat membalas unggahan Tom Lembong.
Hingga pada akhirnya, hal tersebut semakin meluas dan ditiru oleh banyak kalangan. Bahkan, ada salah satu balasan yang merekap semua kata-kata yang lumrah digunakan oleh anak bola.
Kalimat tersebut seperti ‘Kelas abangku’, ‘kasih paham’, ‘yang punya setengah indonesia’, ‘tipis-tipis’ hingga ‘capt idola’ dan ‘jangan kasih kendor’. (jpc)