RADARBANDUNG.id- Pelayanan kesehatan menjadi salah satu yang utama disediakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) untuk jemaah haji. Pasalnya, tak sedikit jemaah yang jatuh sakit bahkan meninggal dunia selama proses ibadah berjalan.
Anggota Media Center Kemenag Widi Dwinanda menyampaikan, pada penyelenggaraan haji tahun 1445 H/2024 M, pemerintah menyediakan 62,3 ton obat untuk menunjang kesehatan para jamaah selama di Arab Saudi.
“Proses pengadaan sebagian obat dan perbekalan kesehatan lainnya dilakukan di Indonesia, kemudian dikirim ke Arab Saudi. Proses pengadaan sebagian lainnya dilakukan di Arab Saudi,” kata Widi, Jumat (12/7).
“Obat tersebut didistribusikan ke wilayah kerja Makkah dan Madinah, dengan proporsi 80 persen Makkah dan 20 persen Madinah. Dari 80 persen proporsi obat di Makkah, 10 persen disiapkan untuk puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina,” sambungnya, dikutip dari JawaPos.com.
Pembagian proporsi obat ini didasarkan pada perkiraan lama waktu jemaah haji berada di setiap wilayah. Semakin lama jamaah menempati wilayah, maka proporsi obatnya semakin besar.
Widi menyampaikan, operasional penyambutan dan pemulangan jemaah haji juga berlangsung di 14 asrama haji. “Mulai dua tahun ini, Kementerian Agama mengaktifkan dua asrama haji debarkasi baru bagi kepulangan jemaah haji Indonesia, yaitu asrama haji debarkasi Manyaran di Jawa Tengah dan asrama haji debarkasi Cipondoh di Banten,” jelasnya.
Widi menuturkan, asrama haji debarkasi Cipondoh melayani penyambutan kedatangan 25 kelompok terbang jemaah haji asal Provinsi Banten. Sedangkan asrama haji debarkasi Manyaran, melayani seluruh jamaah asal kota dan kabupaten Semarang yang tergabung dalam lima kloter.
“Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) kembali mengingatkan jamaah haji agar melapor ke Puskesmas setempat saat tiba di rumah, terlebih bila mengalami gejala demam, batuk dan flu,” pungkas Widi. (jpc)
