RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Dewan Ekonomi Nasional (DEN) meminta pemerintah mengantisipasi potensi gejolak pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS.
Menurut DEN, salah satu yang perlu diwaspadai adalah dampak perang dagang antara Tiongkok dan Amerika yang diprediksi meningkat.
Hal itu disampaikan Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan saat bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (6/2/2025).
Baca Juga : Menteri ATR/BPN Tegaskan Tidak Ada Penarikan Sertifikat Tanah Bentuk Fisik, Ini Penjelasan Nusron Wahid
Anggota DEN Chatib Basri mengatakan, gejolak perang dagang tidak sepenuhnya membawa dampak negatif.
Di sisi lain, ada juga potensi seperti berpindahnya pabrik-pabrik di Tiongkok.
Seperti diketahui, Trump akan menerapkan tarif 10 persen untuk produk yang diimpor dari Tiongkok.
Baca Juga : Siklon Tropis Taliah Peringatan Dini Banjir Rob
Besaran tarif itu diprediksi membuat perusahaan yang berproduksi di sana eksodus mencari tempat lain.
Indonesia, lanjut Chatib, bisa memanfaatkan hal itu dengan memberi ruang bagi perusahaan berpindah sekaligus berinvestasi di Indonesia.
“Yang penting dilakukan dan Bapak Presiden tadi juga mendukung adalah dilakukan yang namanya structural reform,” ujarnya usai pertemuan tadi malam.
Baca Juga : Mantan Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika Diperiksa Kejari 10 Jam
Reformasi struktur itu menyangkut berbagai kemudahan investasi.
Bentuknya bisa berupa penyederhanaan perizinan dan perbaikan iklim investasi. Misalnya dengan implementasi GovTech atau digitalisasi pemerintahan agar pelayanan semakin cepat.
Harus bisa bersaing dengan negara lain
Indonesia, lanjut Chatib, harus bisa bersaing dengan negara lain.
Dia menduga, negara tetangga seperti Vietnam dan Malaysia juga mengincar hal serupa.
Berkaca dari perang dagang sebelumnya, Indonesia tidak mempersiapkan secara maksimal. Sehingga banyak yang lari ke Vietnam.
Sarankan langkah cepat
Karena itu, DEN menyarankan Prabowo untuk mengambil langkah cepat reformasi struktural.
“Tanpa itu, kita belum bisa mendapatkan manfaatnya,” jelasnya.
Terkait sektor apa yang berpotensi masuk, Chatib menyebut semua sektor yang ditarif 10 persen oleh AS akan menjadi peluang, misalnya manufacturing.
Dampak eksodus mulai terlihat
Anggota DEN lainnya, Septian Hario Seto, mengatakan bahwa dampak eksodus perusahaan dari Tiongkok ke Indonesia mulai terlihat.
Di Jawa Barat, ada salah satu perusahaan asal Tiongkok yang mulai groundbreaking. “Itu dengan target ekspor 100 persen ke Amerika. Jadi ini trennya sudah kelihatan,” jelasnya.
Sarankan lebih berakselerasi
Namun, agar lebih maksimal, Seto menyarankan Prabowo lebih berakselerasi.
“Saya kira kita perlu kerja lebih keras supaya tadi makin banyak yang pindah dan relokasi ke Indonesia,” pungkasnya. (far/oni/jawa pos)