RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Dalam sebuah pertemuan bersama siswa dan perangkat sekolah, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta agar seluruh pembelajaran dilakukan di sekolah.
“Kurikulum nanti akan dirumuskan untuk habiskan seluruh pembelajaran di sekolah,” ujar Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dikutio dari Radar Bogor.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menjelaskan, para siswa tidak boleh membawa pekerjaan rumah (PR) sekolah ke rumah.
“Tidak boleh anak-anak pulang ke rumah ditumpuki PR,” ungkapnya. Dedi menilai, adanya PR berlawanan dengan semangat Pendidikan.
“PR itu bertentangan dengan spirit Pendidikan,” katanya.
Gubernur Jawa Barat ini memaparkan, hal ini bertentangan dengan jenis pekerjaan yang dilakukan di rumah.
“Kenapa bertentangan, karena judulnya saja pekerjaan rumah, kalau pekerjaan rumah itu bersihkan rumah, bersihkan toilet itu pekerjaan rumah, nyuci, nyetrika pekerjaan rumah,” jelasnya.
Dedi menyebutkan, jika pekerjaan sekolah dibawa ke rumah, maka disebut pekerjaan sekolah.
“Tapi kalau dari sekolah dibawa ke rumah, itu namanya pekerjaan sekolah,” ujarnya.
Dedi pun menjabarkan, alasan pekerjaan sekolah harus dikerjakan di sekolah.
“Karena itu pekerjaan sekolah, selesaikan di sekolah. Kenapa? saya ingin sekolah fokus, tidak terjadi penumpukan pelajaran,” lanjutnya.
Mantan Bupati Purwakarta ini menuturkan, ia akan menjalin komunikasi dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen).
Fokus pendidikan dasar
Saya akan komunikasi dengan Kemendikdasmen,” imbuhnya.
Ia menegaskan agar Pendidikan fokus ke Pendidikan dasar.
“Fokus ke pendidikan dasar saja, kalau SD calistung, ya calistung saja, baca tulis berhitung,” lanjut Dedi.
Latih otak kiri
Ia menambahkan, menulis dan berhitung tidak boleh menggunakan alat digital karena untuk melatih otak kirinya.
Manual, engga boleh pake hape, perangkat digital, kenapa? Agar otak kirinya terlatih,” tegasnya.
Dedi Mulyadi menerangkan, saat seseorang tengah menulis dan berhitung, maka akan melatih otak kiri dan kecerdasan otaknya.(adv)