RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengajak pemudik Lebaran 2025 memanfaatkan jalan nasional non-tol, jalur pantai utara (pantura), serta jalur pantai selatan (pansela).

Petugas gabungan saat mengikuti Apel Gelar Pasukan Operasi Kepolisian Terpusat Ketupat Lodaya dalam rangka pengamanan Idul Fitri 2025, di depan Gedung Sate, Jln. Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (20/3/2025).Operasi ini akan dilaksanakan selama 17 hari, mulai 23 Maret hingga 8 April 2025, dengan melibatkan 15.631 personel dari jajaran Polda Jabar, TNI, instansi terkait, serta potensi masyarakat. FOTO-FOTO: TAOFIK ACHMAD HIDAYAT/RADAR BANDUNG
”Langkah ini merupakan solusi efektif untuk mengurangi kepadatan di ruas tol utama, khususnya di kawasan Cikampek, sekaligus memastikan perjalanan mudik Lebaran 2025 menjadi lebih lancar, aman, dan nyaman,” ujarnya, Kamis (20/3/2025).
Kementerian PU memastikan jalan nasional non-tol di seluruh Indonesia siap digunakan pemudik Lebaran 2025.
”Jalan nasional utama dalam kondisi mantap, bebas dari lubang, serta dilengkapi bangunan pelengkap jalan yang optimal,” ujarnya.
Dia menjelaskan, secara keseluruhan, tingkat kemantapan jalan nasional sepanjang 47.604,34 km di seluruh Indonesia mencapai 95,22 persen.
Khusus untuk Jawa dan Bali, tingkat kemantapan bahkan lebih tinggi, yaitu 97,78 persen.
Kementerian PU telah mendirikan 393 posko pemantauan yang tersebar di berbagai wilayah.
Yakni, 108 posko di Sumatera, 48 posko di Jawa-Bali, 65 posko di Kalimantan, 82 posko di Sulawesi, 57 posko di Nusa Tenggara dan Maluku, serta 33 posko di Papua. Berbagai fasilitas tambahan seperti rest area dan tempat istirahat fungsional juga telah disiapkan.
Kementerian PU juga menyiapkan tim tanggap darurat dengan dukungan 440 unit alat berat dan 137 titik material yang meliputi sand bag, bronjong, stok aspal cold mix, jembatan bailey, dan sheet pile. ”Kami berkolaborasi dengan Korlantas, Kemenhub, BMKG, dan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan arus lalu lintas tetap lancar, aman, dan terkendali,” tambah Dody.
Longsor di Semarang
Insiden tanah longsor terjadi di perbatasan jalan tol dengan permukiman di Jangli Krajan, Kelurahan Karanganyar Gunung, Kota Semarang, kemarin (20/3). Akibat peristiwa tersebut, 16 warga terpaksa mengungsi.
Lisyawati, warga Jangli Krajan, sangat syok dan harus mendapat perawatan setelah jalan talut di depan rumahnya mengalami longsor. Lisyawati mengungsi ke rumah tetangganya bersama 16 orang keluarga besarnya. ”Saya belum tahu tidurnya nanti bagaimana. Saya masih syok, tensi naik semua, kami ke sini hanya membawa badan dan surat-surat penting,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Semarang.
Longsor terjadi pada kemarin (20/3) pagi sekitar pukul 06.30. Kendati demikian, sejak Rabu (19/3) malam, dia sudah merasa akan adanya longsor. ”Karena tanahnya sudah gerak menurun semalam, parahnya subuh tadi,” jelasnya.
Menurut dia, sejak 18 tahun tinggal di sana, baru kali pertama ini terjadi tanah longsor. ”Karena sudah lama ada retakan di jalan, kami berharap cepat diperbaiki biar rumah kami bisa ditinggali lagi,” harapnya.
Ketua RT 9 RW 5 Endro Suntoro menceritakan, dirinya mendapat laporan dari warga ada penurunan muka tanah 3–5 sentimeter pada Rabu (19/3) malam. Sekitar pukul 22.00, terjadi penurunan muka tanah secara drastis. Kemudian, kemarin (20/3) sekitar pukul 06.00, ada longsor sedikit. Lalu, pada pukul 06.30, longsor besar terjadi. ”Kami menghubungi pihak kelurahan dan pihak tol, langsung ditinjau,” jelasnya.
Sementara itu, pelaksana Jasa Marga Tollroad Maintenance Doni Sugiharto menjelaskan, longsor yang terjadi sepanjang 100 meter dengan ketinggian sekitar 10 meter. Penanganan sementara berupa penutupan area retakan longsor menggunakan terpal supaya air tidak merembes. ”Itu bertujuan mencegah longsoran yang lebih luas,” ujarnya. Pihaknya memasang terucuk bambu dan karung yang diisi pasir ke area longsor. Tujuannya, menahan agar area longsor tidak bergerak semakin parah.
Kapal Kandas di Banyuwangi
Insiden juga terjadi di Banyuwangi. KMP Nusa Makmur kandas di perairan sebelah utara Gilimanuk kemarin dini hari (20/3) pukul 01.15 WIB. Kapal yang mengangkut 85 penumpang tersebut kandas saat perjalanan dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Data awal yang dihimpun Jawa Pos Radar Banyuwangi, KMP Nusa Makmur mengangkut 11 truk ukuran sedang, 16 mobil pribadi, 1 bus besar, 1 Elf, serta 3 motor. Kapal sarat muatan tersebut kandas akibat air laut surut hingga 1,8 meter di perairan dekat Gilimanuk. ”Pada pukul 02.30 WIB, tim penyelamat mencoba menarik kapal menggunakan metode towing. Upaya ini gagal karena kondisi kapal yang masih tersangkut di dasar laut akibat pasir dan karang,’’ kata Kasi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli (KBPP) KSOP Tanjung Wangi Ni Putu Cahyani Negara.
Untuk memastikan keselamatan para penumpang, tim gabungan dari Basarnas, Polair, serta Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Ketapang segera turun tangan. Sebanyak 46 penumpang dievakuasi ke Pelabuhan Gilimanuk menggunakan kapal cepat jenis rigid inflatable boat (RIB) milik Basarnas dan Polair. Sementara itu, sisanya dievakuasi ke Pelabuhan Ketapang dengan bantuan kapal patroli KPLP Chundamanik P.116. ”Semua penumpang berhasil diselamatkan tanpa cedera serius,” imbuhnya.
Evakuasi kapal baru berhasil dilakukan pukul 10.10 WIB. Kapal kemudian ditarik menuju Pelabuhan Gilimanuk untuk proses bongkar muatan. Proses ini dilakukan guna meringankan beban kapal agar lebih mudah dikendalikan dan dicegah dari risiko kerusakan lebih lanjut. ”Kapal berhasil dievakuasi setelah menunggu arus kembali pasang,” ungkapnya. (idr/fre/aif/fgr/oni/Jawa Pos)
Live Update
- Larangan Penggunaan Kendaraan Dinas untuk Mudik, Peringatan bagi ASN Kota Bandung 1 bulan yang lalu
- Strategi Rekayasa Lalu Lintas untuk Kelancaran Arus Mudik dan Balik Lebaran 1 bulan yang lalu
- Jalur Cileunyi-Nagreg Rawan Macet Selama Arus Mudik 1 bulan yang lalu