RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan hadir sebagai wujud komitmen negara dalam memberikan perlindungan kesehatan kepada seluruh masyarakat Indonesia tanpa memandang usia, status sosial, atau kondisi pendaftaran.
Mulai dari bayi baru lahir hingga lansia, setiap peserta JKN memiliki akses yang sama terhadap layanan kesehatan. Generasi muda, termasuk mahasiswa yang kritis dan aktif, juga menjadi bagian penting dari penerima manfaat program ini.
Winda (21), salah satu mahasiswa yang merasakan manfaat JKN berbagi pengalamannya. Terdaftar sebagai peserta dari segmen PPU (Pekerja Penerima Upah) melalui tanggungan orang tuanya yang bekeja di perusahaan swasta, Winda telah beberapa kali menggunakan JKN untuk berobat.
”Saat itu saya merasakan sakit gigi yang cukup parah saat sedang berkuliah dan segera berobat di Puskesmas tempat saya terdaftar menggunakan JKN. Dari hasil pemeriksaan, baru diketahui kalau saya mengelami impaksi gigi dengan kondisi gigi bungsu tertanam di dalam gusi. Dokter di Puskesmas lalu memberikan rujukan karena prosedur penanganannya memerlukan operasi,” ujar Winda.
Melalui rujukan tersebut, Winda lalu melakukan pemeriksaan lanjutan di rumah sakit yang memiliki spesialisasi bedah mulut lalu diketahui bahwa ia mengalami impaksi di keempat gigi bungsunya.
Proses administrasi seperti pengurusan rujukan, rontgen thorax, tes darah, hingga konsultasi dengan dokter anestesi berjalan dengan lancar, termasuk penentuan jadwal operasi yang disesuaikan dengan ketersediaan dokter.
“Sehari sebelum operasi, saya masuk rawat inap di Rumah Sakit lalu baru dilakukan operasi besok harinya, dan alhamdulillah tindakannya berhasil tanpa ada komplikasi. Setelah satu hari observasi setelah operasi, saya diperbolehkan pulang karena tidak ada keluhan tambahan,” kenang Winda.
Winda juga menegaskan bahwa selama proses perawatan, ia tidak merasakan diskriminasi meskipun ia merupakan peserta JKN. Seluruh biaya, mulai dari pemeriksaan awal hingga operasi dan obat-obatan pasca operasi, ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan.
Winda juga menjelaskan bahwa dirinya dipulangkan setelah tiga hari karena prosedur medis sudah selesai dan tidak ada keluhan tambahan, bukan karena adanya perbedaan perlakuan dengan pasien non-BPJS.
Sebagai mahasiswa, Winda juga menyoroti pentingnya memiliki akses jaminan kesehatan seperti JKN, terutama bagi teman-teman mahasiswa lainnya yang sedang merantau.
“Sebagai mahasiswa, saya tidak merasa malu atau gengsi memakai BPJS Kesehatan untuk berobat, justru saya merasa sangat terbantu. Apalagi merasakan sendiri sebagai mahasiswa yang kadang pola hidup tidak teratur yang bisa membuat risiko ketahanan tubuh jadi rentan dan mudah sakit. Dengan memiliki JKN, saya merasa lebih tenang karena kesehatan saya terjamin dan saya bisa tetap fokus pada perkuliahan tanpa khawatir jika ada hal darurat lalu membebani keluarga saya untuk biaya,” tambahnya.
Winda berharap, melalui pengalamannya, ia dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk menjadi peserta Program JKN. Dengan kemudahan dan akses yang diberikan, Program JKN tidak hanya memastikan perlindungan kesehatan bagi mahasiswa tetapi juga secara tidak langsung dapat mendukung mahasiswa dalam mencapai prestasi akademik tanpa hambatan kesehatan.
Dengan semakin banyaknya mahasiswa seperti Winda yang sadar akan pentingnya jaminan kesehatan, manfaat Program JKN diharapkan dapat semakin dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat. BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara juga akan terus menunjukkan komitmennya dalam menyediakan layanan kesehatan yang inklusif dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk generasi muda yang akan menjadi tonggak pembangunan bangsa menuju Indonesia generasi emas di masa depan.(BS/rs)
Live Update
- BPJS Kesehatan Pastikan Akses Layanan JKN Tetap Terbuka Selama Libur Lebaran 2025 5 bulan yang lalu
- CKG Bisa Picu Peningkatan Klaim Biaya Berobat, BPJS Kesehatan Tegaskan Siap Membiayai 6 bulan yang lalu
- BPJS Kesehatan Cabang Cimahi Gelar Sosialisasi Program JKN Kepada Penyandang Disabilitas 8 bulan yang lalu
