News

Ini Alasan Umat Muslim di Belahan Dunia Tidak Selalu Merayakan Hari Raya Idul Fitri Pada Hari yang Sama

Radar Bandung - 31/03/2025, 01:32 WIB
Azam Munawar
Azam Munawar
Tim Redaksi
Ini Alasan Umat Muslim di Belahan Dunia Tidak Selalu Merayakan Hari Raya Idul Fitri Pada Hari yang Sama

RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Lebaran Idul Fitri merupakan peringatan hari besar Islam bagi umat Muslim.

Ini Alasan Umat Muslim di Belahan Dunia Tidak Selalu Merayakan Hari Raya Idul Fitri Pada Hari yang Sama


Ilustrasi. Pengamat mengamati hilal menggunakan teleskop di menara gedung Fakultas Kedokteran Kampus Universitas Islam Bandung (UNISBA), Tamansari, Kota Bandung, Sabtu (29/3/2025). FOTO-FOTO: TAOFIK ACHMAD HIDAYAT/RADAR BANDUNG.

Idul Fitri selalu dirayakan pada akhir bulan Ramadan dan memasuki pada bulan Syawal.

Idul Fitri sendiri merupakan perayaan bagi lebih dari satu miliar umat Muslim di seluruh dunia.

Namun, di beberapa negara terutama negara multikultural seperti Australia, umat Muslim tidak selalu merayakan Idul Fitri di hari yang sama.

Berikut penjelasan mengapa hari raya Idul Fitri tidak selalu dirayakan pada hari yang sama, seperti dilansir dari laman Independent.

Selain berbagai kelompok yang merayakan pada hari yang berbeda, waktu perayaan Idul Fitri juga berubah secara keseluruhan setiap tahunnya.

Itu karena Islam mengikuti kalender lunar, yang berdasarkan atas siklus bulan tidak seperti kalender Masehi yang mengikuti siklus matahari.

Oleh karena itu tanggal-tanggal pada kalender Islam datang 10–12 hari lebih awal setiap tahunnya.

Ini berarti tanggal-tanggal kedua Idul Fitri juga maju sekitar 11 hari setiap tahunnya.

Idul Fitri terjadi pada tanggal 1 bulan Syawal yakni bulan ke-10 pada bulan Hijriyah yang datang tepat setelah bulan Ramadan usai.

Karena Islam mengikuti kalender lunar, untuk menentukan awal setiap bulan Islam dan tanggal-tanggal Idul Fitri, diperlukan penampakan bulan sabit baru, yang muncul tepat setelah bulan baru dimana fase pada bulan ini bulan tidak selalu terlihat pada tepat waktu.

Namun, ada berbagai metode untuk melakukan hal ini, dan berbagai penafsiran ilmiah mengenai metode mana yang terbaik.

Sebagian umat Muslim meyakini setiap negara harus mengandalkan penampakan bulan setempat.

Ini berarti jika bulan sabit baru terlihat di negara tetangga, tetapi tidak di Australia misalnya jika bulan sabit tersembunyi di balik awan, maka Australia harus merayakannya sehari setelah bulan sabit di negara tetangganya.

Organisasi Moonsighting Australia mengikuti metode ini, hanya mengumumkan Idul Fitri saat bulan terlihat di wilayah setempat.

Akan tetapi, yang lain berpendapat jika bulan telah terlihat di mana saja di dunia, maka hal itu harus diterima oleh semua Muslim sebagai awal bulan Islam yang baru.

Beberapa Muslim di Australia memilih pendekatan penampakan bulan global ini, mengikuti pengumuman Idul Fitri dari Arab Saudi bahkan ketika bulan tidak terlihat di tempat tersebut.

Selain pertanyaan tentang di mana hilal dilihat, ada juga pandangan yang berbeda tentang bagaimana hilal seharusnya dilihat.

Banyak ulama yang meyakini bahwa hilal harus dilihat secara fisik dengan mata, seperti yang dilakukan pada masa Nabi Muhammad. (jpc)

 

 

Live Update


Terkait Internasional
PGE Area Kamojang Raih Penghargaan Internasional di Asia Responsible Enterprise Awards 2025 Lewat Program Gemah Karsa
Internasional
PGE Area Kamojang Raih Penghargaan Internasional di Asia Responsible Enterprise Awards 2025 Lewat Program Gemah Karsa

RADARBANDUNG.ID, BANGKOK — PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) Area Kamojang kembali mencatatkan prestasi di tingkat internasional. Dalam ajang Asia Responsible Enterprise Awards (AREA) 2025 yang diselenggarakan oleh Enterprise Asia di Bangkok, Thailand, Jumat (27/06/2025), PGE Area Kamojang meraih penghargaan sebagai The Winner kategori Social Empowerment melalui program unggulannya, Gemah Karsa (Geothermal Empowerment […]

Perang Iran Lawan Israel Pecah, Sebagian WNI di Timur Tengah Malah Menolak Pulang
Internasional
Perang Iran Lawan Israel Pecah, Sebagian WNI di Timur Tengah Malah Menolak Pulang

RADARBANDUNG.ID, BANTEN – Pemerintah Indonesia memulai proses evakuasi dan pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Iran menyusul meningkatnya konflik bersenjata di Negara Timur Tengah Tersebut. Selasa (24/6/2025) 11 WNI sudah tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta, Banten dalam gelombang pemulangan pertama. Berdasarkan catatan ada 29 WNI yang akan tiba di tanah air pada Selasa (24/6/2025). […]

Hasil Evaluasi Haji 2025 ala Amirsyah Tambunan: Istitha’ah Harus Diperketat, Badal Haji Harus Dipastikan Sejak Awal
Internasional
Hasil Evaluasi Haji 2025 ala Amirsyah Tambunan: Istitha’ah Harus Diperketat, Badal Haji Harus Dipastikan Sejak Awal

RADARBANDUNG.ID, MAKKAH – Evaluasi ibadah haji 2025 mulai digulirkan para anggota Amirulhajj. Salah satunya datang dari Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dr. H. Amirsyah Tambunan, yang menyampaikan tiga poin utama dalam refleksinya terhadap pelaksanaan haji tahun ini. Dalam wawancara pada Jumat (6/6/2025) di Mina, Amirsyah menggarisbawahi bahwa penyelenggaraan haji 1446 H pada umumnya berjalan […]

477 Jemaah Lansia Indonesia Difasilitasi Safari Wukuf, Ibadah Haji Khusus Berjalan Lancar
Internasional
477 Jemaah Lansia Indonesia Difasilitasi Safari Wukuf, Ibadah Haji Khusus Berjalan Lancar

RADARBANDUNG.ID, MAKKAH – Pemerintah melalui Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi kembali menjalankan program Safari Wukuf Khusus Lansia untuk memfasilitasi jemaah haji Indonesia yang memiliki keterbatasan fisik, lanjut usia (lansia), atau risiko tinggi (risti). Total 477 jemaah haji Indonesia mengikuti program ini dan diberangkatkan ke Arafah dengan 15 armada bus. Selama pelaksanaan, jemaah haji Indonesia didampingi oleh 118 personel dari […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.