News

Program Disiplin Bergaya Militer untuk Siswa Bermasalah, Upaya Baru Bangun Karakter Pelajar

Radar Bandung - 29/04/2025, 22:01 WIB
DS
Diwan Sapta
Tim Redaksi
ilustrasi siswa SMP.

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyatakan dukungan terhadap program pembinaan siswa bermasalah melalui pendekatan kedisiplinan bergaya militer yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menegaskan bahwa Pemkot Bandung siap mengikuti arahan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam pelaksanaan program tersebut. Farhan menyebutkan, karena pengelolaan SMA merupakan kewenangan provinsi, maka pemerintah kota akan berperan dalam koordinasi dan dukungan kebijakan di lapangan.

“Kita tentu mendukung, karena SMA merupakan ranah provinsi. Kota Bandung akan membantu implementasi sesuai arahan yang ditetapkan,” ujar Farhan kepada media, Selasa (29/4/2025).

Program pendidikan bergaya militer ini sebelumnya diumumkan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Dedi menyebutkan pendekatan ini bukan untuk melatih siswa dalam hal militeristik, tetapi untuk membangun kedisiplinan, tanggung jawab, dan etika melalui pelatihan fisik dan mental.

Dedi memastikan program ini tidak diberlakukan secara massal, melainkan hanya untuk siswa yang telah diidentifikasi memiliki perilaku bermasalah dan mendapatkan persetujuan orang tua.

“Ini bukan tentang perang. Ini pembinaan karakter agar anak-anak bisa lebih kuat secara mental dan punya tanggung jawab sosial,” tegas Dedi.

Farhan juga menyampaikan penerapan pendekatan serupa di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih perlu dikaji secara menyeluruh. Sebab, berbeda dengan SMA, pengelolaan SMP berada langsung di bawah pemerintah kota.

“Kalau di SMP, kita masih harus evaluasi dari sisi psikologis, kesiapan guru, dan dampak jangka panjang. Tidak bisa serta-merta diterapkan,” ujar Farhan.

Farhan menegaskan seluruh kebijakan baru dalam dunia pendidikan akan berpegang pada keseimbangan antara penegakan aturan dan penghormatan terhadap hak-hak peserta didik.

Menurut Farhan, pembangunan pendidikan tidak cukup hanya dengan pendekatan akademis, tetapi juga perlu menanamkan karakter dan nilai disiplin sejak dini.

“Pendidikan kita ke depan harus mampu menciptakan anak-anak yang tak hanya cerdas, tapi juga beretika dan tangguh menghadapi tantangan zaman,” pungkas Farhan.(dsn)