RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) yang digelar di Taman Cikapayang, Dago, Kota Bandung, Kamis (1/5/2025), semula berlangsung damai dengan nuansa solidaritas. Namun, ketenangan itu pecah saat sekelompok orang berpakaian serba hitam tiba-tiba muncul dan memicu kerusuhan.
Aksi buruh yang dimulai sejak pagi hari itu diikuti oleh berbagai organisasi pekerja dari wilayah Bandung Raya, termasuk Aliansi Buruh Bandung Raya dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandung. Mereka menyuarakan sejumlah tuntutan seperti upah layak, jaminan keselamatan kerja, dan perlindungan hak-hak normatif buruh, termasuk hak cuti dan jaminan kesehatan. Aksi berlangsung dalam format damai, dengan orasi, pertunjukan seni, serta pembacaan tuntutan.
Namun, menjelang pukul 16.00 WIB, situasi berubah drastis. Saat sebagian massa mulai meninggalkan lokasi, sekelompok individu berpakaian hitam tanpa atribut organisasi menyusup ke dalam kerumunan. Tanpa peringatan, mereka melancarkan serangan ke arah aparat kepolisian dengan melempar batu, botol beling, petasan tembak, dan bahkan bom molotov.
Aksi brutal tersebut menimbulkan kepanikan. Sejumlah warga yang berada di sekitar lokasi berhamburan menjauh, sementara peserta aksi buruh pun turut mundur menyelamatkan diri.
Menanggapi serangan tersebut, aparat kepolisian yang berjaga di lokasi segera mengerahkan Pasukan Pengendali Massa (Dalmas) dan mengaktifkan kendaraan water cannon untuk membubarkan massa. Kericuhan berlangsung sekitar 20 menit sebelum aparat berhasil memukul mundur kelompok perusuh ke arah Jalan Dipatiukur.
Menurut Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan, kelompok berpakaian hitam tersebut bukan bagian dari elemen buruh yang menggelar aksi damai.
“Ada beberapa kelompok yang menggunakan pakaian hitam-hitam, mereka melakukan provokasi terhadap kepolisian dengan pelemparan,” jelas Hendra.
Pasca kericuhan, sejumlah titik di Jalan Dipatiukur ditemukan dalam kondisi rusak. Pot-pot tanaman pecah, plang jalan dicabut, dan bangunan di sekitar terkena coretan piloks. Salah satu kedai kopi di kawasan tersebut bahkan menjadi sasaran vandalisme.
Hingga Kamis malam, pihak kepolisian memastikan situasi di lokasi telah kembali terkendali. Jalan-jalan yang sebelumnya sempat ditutup kini telah dibuka kembali untuk umum. Polisi juga telah mengamankan sejumlah orang yang diduga terlibat dalam kericuhan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
“Penindakan akan dilakukan secara tegas terhadap pihak-pihak yang terbukti melakukan tindak kekerasan dan perusakan,” ujar Hendra.
Insiden ini menjadi catatan penting bagi penyelenggara unjuk rasa dan aparat keamanan. Aksi damai yang dirancang untuk menyuarakan kepentingan buruh ternodai oleh kehadiran kelompok penyusup yang diduga bertujuan memprovokasi dan menciptakan kekacauan.
Pihak buruh mengecam keras tindakan anarkis tersebut dan berharap aparat dapat mengungkap aktor di balik penyusupan.
“Kami murni menyuarakan hak-hak pekerja secara damai. Ini bukan bagian dari kami,” tegas perwakilan Aliansi Buruh Bandung Raya.
May Day di Bandung yang semestinya menjadi momentum solidaritas dan refleksi perjuangan kelas pekerja, justru meninggalkan luka akibat aksi brutal yang tidak bertanggung jawab. Pengamanan aksi publik perlu lebih diperketat, demi menjamin ruang demokrasi tetap aman, tertib, dan bebas dari provokasi destruktif.(dsn)