RADARBANDUNG.id — Masjid Istiqlal secara resmi meluncurkan inisiatif bertajuk Istiqlal Jaga Ulama pada Jumat, 9 Mei lalu. Program ini mengajak masyarakat, institusi, serta sektor korporasi untuk bergotong royong menjaga kesejahteraan para ulama di Indonesia. Gerakan ini diperkuat oleh kolaborasi berbagai lembaga, seperti Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), BSI Maslahat, dan platform donasi Kitabisa.
Inisiatif ini merupakan pengembangan dari program Jaga Ulama yang sebelumnya dijalankan oleh BAZNAS, BSI Maslahat, dan Kitabisa. Program terdahulu telah membuka kanal donasi digital yang transparan dan amanah untuk mendukung kesejahteraan para ulama. Kini, dengan dukungan Masjid Istiqlal dan BPKH, gerakan ini berkembang menjadi lebih inklusif, memperluas jangkauan dan dampaknya.
Melalui platform jagaulama.com, publik dapat berpartisipasi langsung dalam mendukung peran para ulama—bukan hanya sebagai pemuka agama, melainkan sebagai penjaga nilai moral, pemersatu umat, dan pengarah arah kehidupan berbangsa. Program ini juga mendorong terciptanya ekosistem kolaborasi lintas sektor yang berkelanjutan, sejalan dengan semangat moderasi beragama dan harmoni sosial.
Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. KH. Nasaruddin Umar, menegaskan bahwa peluncuran Istiqlal Jaga Ulama mencerminkan peran masjid sebagai pusat peradaban yang hidup. “Kami ingin menjadikan Masjid Istiqlal sebagai ruang terbuka bagi kolaborasi lintas sektor yang membawa maslahat. Ulama adalah penjaga nurani bangsa—sudah seharusnya kita hadir untuk menjaga mereka,” tuturnya dalam sambutannya.
Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pengumpulan, H. Rizaludin Kurniawan, menyampaikan bahwa program ini adalah bagian dari transformasi zakat agar lebih berdampak langsung. “Ini langkah konkret agar dana zakat dan sosial umat dapat benar-benar hadir di tengah kehidupan para ulama yang selama ini menjadi penggerak ruh umat,” jelasnya.
Dari perspektif ekonomi syariah, BSI Maslahat menilai kesejahteraan ulama sebagai fondasi penting keberlangsungan nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin. “Ini bukan sekadar isu kesejahteraan, tapi soal keberlanjutan sosial dan nilai keislaman dalam kehidupan bermasyarakat,” ujar Misbahul Munir, Ketua Pengurus BSI Maslahat.
Sementara itu, CEO Kitabisa, Vikra Ijas, menekankan pentingnya partisipasi publik dalam menjaga peran vital ulama. “Kami hadir untuk memperluas akses solidaritas masyarakat. Gerakan ini menjadi wujud nyata kontribusi kolektif dalam menjaga peran ulama secara berkelanjutan,” ujarnya.
Indra Gunawan, Anggota Badan Pelaksana BPKH, mengungkapkan bahwa program ini selaras dengan misi BPKH dalam menjaga dana umat dan menyebarkan kebaikan. “Ini bukan sekadar bentuk perlindungan, tetapi komitmen untuk menjaga keberlangsungan peran ulama sebagai warisan intelektual dan spiritual bangsa,” tegasnya.
Istiqlal Jaga Ulama menjadi ruang sinergi antara umat, ulama, dan institusi untuk menciptakan ekosistem gotong royong yang mendukung moderasi beragama dan keberkahan bersama. Melalui langkah nyata ini, masyarakat diajak menjaga mereka yang selama ini telah menjaga nilai-nilai kehidupan kita. (dbs)