News

Harga BBM Berubah Sejak Awal Mei, Warga Tetap Selektif Pilih Jenis Bahan Bakar

Radar Bandung - 16/05/2025, 18:47 WIB
DS
Diwan Sapta
Tim Redaksi
Deretan kendaraan akan mengisi bahan bakar, di SPBU, Jl. Ahmad Yani, Kota Bandung, Jumat (16/5). (Foto. Diwan Sapta Nurmawan/Radar Bandung)

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Meski sempat terjadi penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi pada awal Mei 2025, sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Bandung belum menunjukkan adanya perubahan lanjutan hingga pertengahan bulan. Kondisi ini menimbulkan harapan dan pertanyaan di tengah masyarakat yang mulai lebih cermat dalam memilih jenis BBM untuk kendaraan mereka.

Berdasarkan pantauan langsung di SPBU Pertamina 34.401.10, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Jumat (16/5/2025), tidak terlihat adanya pembaruan harga sejak penyesuaian terakhir 1 Mei 2025.

SPV SPBU, Novi Indriani membenarkan pihaknya belum menerima informasi penyesuaian harga lanjutan dari Pertamina.

“Memang ada penurunan harga di awal bulan Mei, tapi sampai hari ini belum ada pembaruan lagi. Kami tetap menerima pasokan rutin setiap hari, dan stok BBM selalu tersedia,” ungkap Novi saat ditemui di lokasi, Jl. Ahmad Yani, Kota Bandung, Jumat (16/5/2025).

Novi merinci harga BBM subsidi dan non subsidi yang masih berlaku hingga saat ini, Pertalite Rp10.000/liter, Pertamax Rp12.400/liter (turun Rp100), Pertamax Turbo Rp13.300/liter (turun Rp200), Dexlite Rp13.350/liter (turun Rp250), dan Pertamina Dex Rp13.750/liter (turun Rp150). Sementara itu, jenis Bio-solar dan Pertamax Green 95 belum tersedia di SPBU tersebut.

Novi menambahkan dalam operasional harian, SPBU ini menerima pasokan sekitar 21 ribu liter per hari untuk kebutuhan tiga shift kerja.

“Stok selalu kami jaga untuk jenis yang tersedia. Distribusinya lancar, tidak ada kendala,” tambah Novi.

Namun, di luar fluktuasi harga, warga Bandung Raya tampak semakin sadar akan pentingnya memilih BBM sesuai kebutuhan kendaraan. Faktor efisiensi, performa, dan jarak tempuh kini menjadi pertimbangan utama, bahkan melebihi harga itu sendiri.

Warga Cimahi, Nandi yang mengandalkan motor matic untuk mobilitas sehari-hari, memilih tetap setia menggunakan Pertalite.

“Secara harga masih masuk akal dan cocok buat motor saya. Tidak pernah rewel mesinnya, jadi saya tidak merasa perlu ganti ke jenis lain,” ujar Nandi.

Lain halnya dengan warga Buah Batu, Tandri yang lebih mengutamakan performa jangka panjang. Ia rutin menggunakan Pertamax untuk mobil pribadinya karena merasa lebih hemat secara total.

“Kelihatannya mahal, tapi kalau dilihat dari jarak tempuh dan minim perawatan, saya merasa lebih untung,” ungkap Tandri.

Senada dengan Tandri, Ganjar dari Ujungberung yang menempuh jarak cukup jauh setiap hari ke tempat kerja juga menjatuhkan pilihan pada Pertamax.

“Tarikan mesin enteng, suara motor halus, dan saya jadi jarang ke bengkel. Menurut saya, ini investasi jangka panjang untuk mesin,” ujar Ganjar.

Kendati demikian, para pengguna BBM ini berharap ada kejelasan mengenai arah harga ke depan. Mereka menekankan pentingnya ketersediaan semua jenis BBM di berbagai SPBU agar masyarakat punya keleluasaan dalam memilih.

“Kami ingin pasokan tetap lancar dan merata, termasuk untuk BBM yang belum tersedia di semua titik. Itu penting agar konsumen bisa punya pilihan sesuai kebutuhan,” ujar Nandi.

Tandri pun menambahkan di tengah pemulihan ekonomi, masyarakat dituntut lebih bijak dan strategis.

“Harga penting, tapi kecocokan BBM dengan kendaraan dan efisiensi jangka panjang itu jauh lebih berpengaruh pada pengeluaran harian,” pungkas Tandri.(dsn)