News

Ketika Anak-Anak Bermain Sepak Bola untuk Perjuangkan Kesetaraan Gender

Radar Bandung - 06/07/2025, 14:08 WIB
F
Ferry
Tim Redaksi

RADARBANDUNG.id – Sepak bola tidak hanya soal strategi dan kemenangan, tetapi juga bisa menjadi medium untuk mendorong perubahan sosial. Dengan semangat tersebut, Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) bekerja sama dengan program SalingJaga dari Kitabisa kembali menggelar turnamen mini soccer bertajuk Soccer for Equality, yang kali ini digelar di Bandung pada 5–6 Juli 2025.

Acara ini merupakan bagian dari dukungan terhadap program Girls Football—sebuah inisiatif untuk memberdayakan anak perempuan di Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui akses pendidikan dan kesetaraan peluang.

Provinsi NTT masih menghadapi berbagai tantangan dalam bidang pendidikan, khususnya bagi anak perempuan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menunjukkan bahwa rata-rata lama sekolah di NTT hanya 8,15 tahun—jauh di bawah angka nasional sebesar 9,08 tahun. Selain itu, tingginya angka perkawinan anak dan diskriminasi gender turut menjadi penghambat masa depan perempuan muda di wilayah tersebut.

“Sepak bola adalah ruang yang inklusif, di mana siapa pun bisa menunjukkan kemampuan tanpa memandang latar belakang. Lewat Soccer for Equality, kami ingin menyuarakan bahwa anak perempuan juga berhak memiliki ruang untuk bermain, belajar, dan bermimpi,” ujar Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia.

Dini menambahkan bahwa olahraga merupakan jalan yang efektif untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya kesetaraan, sekaligus mengajak lebih banyak pihak untuk mendukung pendidikan anak perempuan, terutama di wilayah tertinggal.

Gelandang sekaligus kapten Persib Bandung, Marc Klok, turut menyuarakan dukungannya terhadap kompetisi ini. Ia percaya bahwa sepak bola bisa menjadi sarana edukasi penting untuk memperkenalkan nilai-nilai kesetaraan gender kepada generasi muda.

“Sepak bola adalah cara yang bagus untuk menunjukkan bahwa semua anak, tanpa memandang gender, memiliki mimpi dan potensi yang sama. Turnamen ini bukan sekadar pertandingan, tapi aksi nyata untuk mendukung pendidikan anak perempuan di NTT,” tutur Marc.

Kompetisi ini dibuka untuk dua kategori, yakni Men Junior dan Women Junior, dan diikuti lebih dari 28 tim dari berbagai komunitas. Uniknya, semua peserta adalah anak-anak—mereka bukan hanya bertanding, tetapi juga turut berkontribusi mendukung masa depan anak-anak perempuan di NTT.

Dalam semangat kolaborasi tersebut, program SalingJaga hadir untuk memberikan perlindungan kepada seluruh peserta. Mulai dari risiko cedera hingga kecelakaan, para pemain dilindungi lewat produk Asuransi Perlindungan Diri SalingJaga.

Marsudi Wijaya, VP Crowdfunding Kitabisa sekaligus perwakilan dari SalingJaga dan Beyond The Game, mengatakan bahwa kegiatan ini sejalan dengan misi sosial yang diusung SalingJaga, yakni menciptakan dampak melalui aksi bersama.

“Peserta turnamen ini bukan hanya bermain bola, tapi juga menjadi bagian dari gerakan sosial. Maka dari itu, kami hadir memberikan perlindungan menyeluruh sebagai bentuk komitmen kami terhadap anak-anak dan kesetaraan gender,” jelas Marsudi.

Dalam rangkaian acara ini, Marsudi juga menyerahkan donasi simbolis senilai Rp50 juta dari para donatur di Kitabisa kepada Plan Indonesia. Dana ini akan dialokasikan untuk mendukung pendidikan dan pemberdayaan anak perempuan di NTT.

“Ini adalah bentuk harapan yang dibagi bersama. Untuk anak-anak yang ingin sekolah, dan perempuan muda yang ingin mendapat kesempatan yang setara. Semoga bantuan ini memberi dampak nyata,” ucap Marsudi.

Tidak berhenti di sana, peserta Soccer for Equality juga diajak untuk ikut berdonasi melalui halaman galang dana pribadi, mendukung kampanye pendidikan dan penghapusan kekerasan berbasis gender.

Masyarakat umum juga bisa ambil bagian dalam gerakan ini dengan berdonasi melalui laman kitabisa.com/girlsfund. Dana yang terkumpul akan digunakan untuk mendukung program Girls Football—yang tidak hanya mengajarkan teknik bermain bola, tetapi juga membekali anak perempuan di NTT dengan keterampilan kepemimpinan, rasa percaya diri, serta kesiapan menghadapi masa depan. (pra)