RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menegaskan penanganan kemacetan di Kota Bandung tidak cukup hanya dengan alat canggih.
Menurutnya, optimalisasi sistem pengatur lalu lintas seperti ATCS (Area Traffic Control System) membutuhkan data pergerakan kendaraan secara real-time.
“Alatnya sudah siap, tapi belum bisa otomatis karena belum ada datanya. Kita butuh data GPS dari pihak swasta. Tapi semua itu tidak gratis,” ujar Farhan di Balai Kota Bandung, Selasa (22/7/2025).
Farhan menyebut ATCS akan bekerja maksimal jika mampu mengatur durasi lampu lalu lintas berdasarkan waktu dan kondisi lalu lintas secara langsung. Saat ini pengaturannya masih manual.
“Hari Senin beda dengan Selasa, pagi beda dengan siang. Kalau sudah otomatis, lampu merah bisa disesuaikan,” ungkapnya.
Farhan juga menjelaskan kebijakan pengaturan jam sekolah yang mulai diterapkan sejak pertengahan Juli menjadi salah satu strategi mengurai kemacetan pagi hari. Namun, menurutnya, dampak kebijakan ini belum bisa dinilai karena masih baru berjalan satu minggu.
“Kalau dari pantauan saya, di Jalan Riau, Sumatra, dan Belitung, pagi-pagi sudah lebih lancar. Tapi di Cibiru, jam 10 siang malah macet karena jam pulang SD. Artinya, kita juga harus atur jam pulangnya,” jelasnya.
Evaluasi kebijakan jam sekolah dan ATCS dijadwalkan akan dilaporkan oleh Dinas Perhubungan Kota Bandung pada Kamis mendatang. Farhan menyebut hasil pengukuran efektivitas baru bisa dilihat sekitar tiga bulan ke depan.
Selain lalu lintas, Farhan juga menyoroti masalah penerangan jalan umum yang dianggap masih kurang di sejumlah titik. Pemkot Bandung akan memasang lampu High Mast di kawasan seperti Gedebage dan Jalan Soekarno-Hatta, serta mengajukan bantuan program ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Kalau asetnya milik pemkot, kita pasang sendiri. Tapi untuk jalan provinsi, kita ajukan program, karena APBD provinsi sekarang hanya menerima program, bukan permintaan anggaran,” jelasnya.
Farhan menegaskan Bandung sedang berproses menjadi kota cerdas atau smart city.
“Sudah saatnya Bandung menjadi smart city yang beneran. Alatnya sudah ada, sekarang tinggal datanya dan sistem kerjanya,” pungkasnya.(dsn/mg1/mg2)