RADARBANDUNG.id – Ritual mistis Sate Gagak, salah satu legenda urban paling absurd di Indonesia, bakal diangkat ke layar lebar dalam film bergenre komedi-horor bertajuk “Pesugihan Sate Gagak”.
Film ini diproduksi oleh Cahaya Pictures dan digarap oleh dua sutradara nyentrik: komika Dono Pradana dan filmmaker Etienne Caesar.
Meski tak sepopuler praktik pesugihan seperti Gunung Kawi atau Babi Ngepet, Sate Gagak dikenal dalam cerita mistis sebagai metode gaib mencari kekayaan dengan menjual sate dari daging burung gagak kepada makhluk halus di lokasi-lokasi angker seperti kuburan, hutan, atau tempat keramat lainnya.
Fenomena ini akan dikemas menjadi film komedi gelap yang kental nuansa satire. “Hidup itu absurd. Kadang hal-hal gelap justru bisa bikin kita ketawa. Nah, ini pesugihan yang tumbalnya bukan manusia, tapi malah bisa jadi bahan ketawa,” ujar Dono Pradana, sutradara sekaligus komika asal Jawa Timur yang dikenal lewat Stand Up Comedy Academy Indosiar dan serial Bondo Wani.
Praktik mistis Sate Gagak dilakukan dengan mempersembahkan sate gagak dalam keadaan telanjang bulat di tempat sakral, biasanya pada malam Jumat Kliwon atau 1 Suro.
Uniknya, “pembeli” sate tersebut bukan manusia, melainkan sosok seperti Genderuwo atau Kuntilanak yang diyakini memberikan imbalan berupa kekayaan tak terbatas.
Kisah mistik inilah yang menjadi landasan film “Pesugihan Sate Gagak”, yang mengangkat cerita tiga sahabat Anto, Dimas, dan Indra yang nekat cari uang lewat cara tak masuk akal: jualan sate ke setan demi Harta, Tahta, dan Wanita.
“Premisnya sudah lucu dari awal. Saya langsung tertarik waktu denger judulnya. Sate gagak buat pesugihan? Ini burungnya buka lapak atau gimana?” canda Ardit Erwanda, salah satu pemeran utama film ini.
Film ini menampilkan barisan komedian papan atas Indonesia: Yono Bakrie, Benedictus Siregar, Nunung, Firza Valaza, Arief Didu, Ence Bagus, dan satu-satunya pemeran non-komika, Yoriko Angeline, yang menjadi penyeimbang karakter di tengah kekacauan cerita.
Disutradarai secara kolaboratif oleh Dono dan Etienne Caesar, film ini memadukan horor klenik dan komedi satir.
“Pesugihan adalah bagian dari budaya lisan kita. Tapi kami ingin menertawakan absurditasnya karena semua yang instan itu pasti ada harga yang harus dibayar,” ujar Etienne, co-director film yang juga pernah terlibat di “Cinta Tak Seindah Drama Korea”.
Produser Aoura Lovenson Chandra menyebut bahwa 70% film ini bernuansa komedi dan sisanya klenik ringan.
“Kami ingin penonton tertawa lepas, bukan takut pulang dari bioskop,” ujarnya.
Diproduksi oleh Cahaya Pictures, dengan dukungan dari PK Films, Laspro Media Sinema, IFI Sinema, dan Arendi Cipta Internasional, film ini jadi bagian dari visi perusahaan menghadirkan konten lokal yang relevan dan menghibur. Sebagai afiliasi dari BASE Entertainment, Cahaya Pictures berkomitmen mengangkat budaya, mitos, dan cerita rakyat ke layar lebar.
Film “Pesugihan Sate Gagak” dijadwalkan tayang tahun ini di bioskop-bioskop seluruh Indonesia. Siap-siap tertawa, merinding, dan berpikir dua kali kalau ada yang nawarin kekayaan modal sate. (pra)