RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tengah mematangkan proposal investasi strategis untuk pengembangan Penerangan Jalan Umum (PJU). Proyek ini tak hanya menyasar efisiensi energi melalui teknologi lampu LED, tapi juga ditargetkan untuk menarik minat investor nasional dan global lewat ajang West Java Investment Challenge (WJIC).
“Nilai investasinya bisa jauh lebih besar karena kita tidak hanya hitung ruas jalan kota, tapi juga jalan nasional seperti Soekarno-Hatta dan jalan provinsi seperti BKR,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Rasdian Setiadi, di Balai Kota Bandung, Rabu (23/7/2025).
Saat ini, menurutnya, proposal investasi strategis sudah masuk 10 besar terbaik di ajang investasi yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Bandung bersaing ketat dengan kota-kota besar lainnya untuk bisa menembus peringkat lima besar nasional.
Berbeda dari proyek sebelumnya, Rasdian pun menjelaskan pengajuan investasi kali ini menyasar kawasan strategis lintas kewenangan. Ruas jalan nasional dan provinsi turut dimasukkan dalam rencana agar dampaknya lebih luas dan skala investasinya meningkat.
“Kita ajukan bukan per ruas, tapi kawasan. Artinya tidak hanya jalan kota saja, tapi terintegrasi dengan jalan nasional dan provinsi,” jelas Rasdian.
Selain itu, ia mengungkapkan Pemerintah Kota Bandung tak hanya fokus pada PJU konvensional. Proyek ini turut mencakup PJU tematik, seperti yang bercorak klasik di pusat kota, hingga high-mast lighting setinggi 16 meter untuk titik-titik tertentu.
“Jenis PJU-nya beragam. Ada yang klasik, ada yang tematik, dan ada juga high-mast. Semuanya akan dimasukkan. Nanti bisa dibagi dalam beberapa segmen,” ujarnya.
Ia menambahkan Dishub Bandung juga menyempurnakan sisi teknis proyek dengan menawarkan efisiensi energi melalui penggunaan teknologi lampu LED dan solar cell. Penggunaan LED dinilai mampu menekan biaya listrik sekaligus meningkatkan usia pakai penerangan jalan.
“LED itu lebih hemat dan tahan lama dibanding lampu kuning yang kita pakai selama ini,” ungkap Rasdian.
Sementara itu, menurutnya opsi solar cell juga tetap dipertimbangkan meski diakui memiliki tantangan di lapangan, terutama dari sisi keamanan perangkat.
“Solar cell itu bagus, tapi risikonya sering dicuri. Nanti akan kita sesuaikan juga dengan program ducting kabel bawah tanah milik Pemkot Bandung agar aman dan rapi,” tambahnya.
Lebih lanjut, Rasdian menjelaskan pemilihan proyek dalam ajang investasi tidak hanya dilihat dari nilai uangnya. Justru aspek daya tarik, keunikan, dan potensi efisiensi yang lebih dilirik investor.
“Bukan hanya nominal. Tapi bagaimana proyek ini punya daya tarik, punya diferensiasi. Apakah bisa efisien, punya teknologi, atau bahkan punya dampak lingkungan yang baik,” ujarnya.
Melalui pengembangan skema investasi kawasan, integrasi lintas otoritas, dan pendekatan teknologi hijau, Kota Bandung optimistis bisa naik peringkat ke lima besar proyek investasi nasional.
“Sekarang sudah masuk 10 besar, nanti akan dinilai lagi untuk bisa masuk 5 besar nasional. Kita bersaing dengan kota lain, bukan hanya di Jawa Barat,” pungkas Rasdian.(dsn)