RADARBANDUNG.ID, KABUPATEN BANDUNG –Ketua DPRD Kabupaten Bandung Hj Renie Rahayu Fauzi berikan ungkapan kata semangat bagi penyitas thasemia juga terhadap para pendonor darah yang ada di Kabupaten Bandung.

Ketua DPRD Kab Bandung Hj Renie Rahayu Fauzi saat mendonorkan darahnya di pelaksanaan donor darah yang digelar oleh komunitas RedVI, Sabtu (2/8/2025).
Sementara itu foto atas, foto bersama usai pelaksanaan donor darah di Bale Imah Thalasemia GOR KONI Desa Majakerta Majalaya, Sabtu (2/8/2025). Foto -foto : Deden Kusdinar/Radar Bandung
Hal tersebut sempat terlontar di kegiatan donor darah yang digelar oleh komunitas RedVI (Relawan Donor Darah & Thalasemia Indonesia ) di pelaksanaan donor darahnya yang ke 50 kalinya ,yang kali ini dilaksanakan di Bale Imah Thalasemia GOR KONI Desa Majakerta Kec Majalaya Kab Bandung, Sabtu (2/8/2025).
Hj Renie sempat menjelaskan serta mengajak mari tetap semangat untuk bisa mendonor darah karena siapa lagi kalau bukan kita yang bisa menolong dan membantu kepada orang yang membutuhkan yang terkait dengan darah.Karena satu tetes darah itu sangat berharga bagi mereka terutama bagi mereka penyitas thalasemia.
Ia pun mengajak terhadap masyarakat secara luas ayo jangan takut untuk mendonorkan darah karena dengan mendonorkan darah selain kesehatan juga akan lebih baik.
“Juga sangat membantu terhadap penyitas thalasemia dimana dalam menjalani kehidupnya mereka itu tergantung dari transfusi darah,” tutur Hj Renie.
Masih dikatakannya, samgat mengapresiasi bentuk giat yang dilakukan oleh RedVi ini.
“Semoga RedVi tetap konsisten,dimana
saya ketahui RedVi juga tidak hanya sekedar penyelengara bagi pendonor darah nya saja, tapi mereka terus menyemangati para orang tua dan penyitas thalasemia dengan bentuk kegiatan lainya seperti sosialisasi serta edukasinya,” katanya.
”Alhamdulilah saya pun meski baru menjadi pendonor terhitung kedua kalinya di RedVi ini ,dimana sebelumnya saya nggak berani ,namun karena konsistennya dari RedVi , akhirnya saya tertarik dan bisa meluangkan waktu untuk mendonor,” terang Hj Renie.
”Kalau dulu saya sering buang darah begitu saja dan sepertinya terbuang percuma,tapi sejak saya mengetahui aktifitas RedVI ini, saya pikir ngapain darah dibuang secara percuma. Kenapa nggak kita berikan terhadap yang membutuhkan melalui donor darah ini,” paparnya.
”Saya rasa bagus sekali selain untuk kesehatan, dimana darah yang sudah lama dapat terganti dengan darah yang baru begitupun badan terasakan lebih enak , enteng serta kesehatan terasa lebih VIT,” imbuh Renie.
”Dan semoga saya pun bisa konsisten bersama dengan Redvi untuk bisa mendonorkan darah ,apa lagi para relawan ini ,kiatnya sepertinya sukarela dalam memberikan yang terbaik berupaya memenuhi kebutuhan stok darah di Kab Bandung maupun Kota Bandung ini,”Kata Hj Renie.
Sementara dilokasi kegiatan donor sempat dijelaskan dr Genardi selaku ketua tim dari PMI Kota Bandung.
Menurutnya ,sampai saat ini stok darah relatif aman.
“Cuma kita kan harus siap siap jangan sampai kosong,” tuturnya.
”Kalau kosong kan kasian penderita ,maka dari itu kita terus mengamankan stok supaya lebih dan tidak mengalami kekurangan,” katanya.
dr Genardi berharap untuk masyarakat semoga rajin donor agar kebutuhan kebutuhan bagi masyarakat Majalaya khususnya penyitas thalasemia terjamin untuk kebutuhan darahnya.
Sempat pula dijelaskan oleh Hendi Resmawan selaku ketua ReDVI.
Menurutnya selama ini kita fokus untuk kepentingan penyitas thalasemia yang ada di Kab Bandung,dimana di Kab Bandung tercatat sekitar 380 penyitas thalasemia.
“Dan mereka biasa Tranfusi darahnya ada yang di Rumah Sakit Majalaya,Rumah sakit Welas Asih ,Otista,RS Hasan Sadikin,Helmina,RS Santosa,dll tergantung domisili penyitas,” tutur Hendi.
”Sedangkan untuk di RS Majalaya saja sekitar 106 penyitas thalasemia ,dalam hal ini bukan berkurang malah terhitung bertambah,” paparnya.
”Disini sepertinya bentuk edukasi belum nyampai betul,seperti terhadap para orang tua yang memiliki anggota kluarga penyitas thalasemia ,dimana mereka masih terus reproduksi melahirkan dan bayi yang terlahir menjadi penyitas Thalasemia,” terang Hendi.
”Mungkin menjadi PR kita bersama meski sekedar memberi edukasi dan informasi dampaknya bagai mana seandainya mempunyai anak bagian dari penyitas thalasemia. Memang Thalasemia tidak menular, tetapi kalau sudah terjangkit di kluarga cukup repot juga.,” sambung Hendi.
”Cost nya juga cukup tinggi bagi seorang penyitas Thalesmia kebutuhan satu bulan sekitar 10 juta /bulan ,bayangkan kalau setahun sudah 120 juta sedangkan di kab Bandung saja jumlahnya terhitung ratusan memang terlalu berat biayanya. Namun mudah mudahan dengan adanya berbagi giat yang kami lakukan seperti home visit,edukasi serta sosialisasi serta bentuk pengajian secara rutin bagi orang tua thasemia menjadikan adanya perubahan karakter ,” kata Hendi.
”Kami dari Redvi mempunyai agenda selain visit home terhadap penyitas Thalasemia yang yatim di masing masing rumahnya maupun kunjungan ke pihak rumah sakit sebulan sekali. Karena kita sudah MOU dengan pihak rumah sakit ebah untuk berkoodinasi seandainya stok darah di RS ebah kurang kita terpaksa memberangkatkan ke PMI Kota maupun Kab Bandung dengan melakukan pendampingan bersama orang tua Thalasemi,” jelas Hendi. (den)
Live Update
- Bantuan Perbaikan Rutilahu dari PKB dan Hj. Renie Rahayu Fauzi, Bahagiakan Pasangan Endang dan Tita Warga Kampung Gurudug 2 minggu yang lalu
- DPRD Kab Bandung Siap Perjuangkan Guru Honorer Masuk PPPK 6 bulan yang lalu