News

Ribuan Hektar Sawah di Subang Dilanda Kekeringan

Radar Bandung - 14/08/2025, 20:42 WIB
A
Ardyan
Tim Redaksi
KEKERINGAN:  Kurang lebih 1.843 hektare areal persawahan di wilayah itu terancam keberlangsungan produksi pangan serta kesejahteraan petani, khususnya di wilayah Kecamatan Pusakanagara, Pusakajaya, Pamanukan, Compreng dan Kecamatan Legonkulon.

RADARBANDUNG.id, SUBANG – Kekeringan melanda wilayah Pantura Subang. Kurang lebih 1.843 hektare areal persawahan di wilayah itu terancam keberlangsungan produksi pangan serta kesejahteraan petani, khususnya di wilayah Kecamatan Pusakanagara, Pusakajaya, Pamanukan, Compreng dan Kecamatan Legonkulon.

Asisten Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, H. Rahmat Efendi, menyebutkan faktor penyebab terjadinya kekeringan tersebut, antara lain pendangkalan saluran air sekunder dan penyempurnaan Siphon Jatireja.

“Penyebabnya antara lain pendangkalan beberapa saluran air sekunder, serta Siphon Jatireja yang perlu penyempurnaan lagi, sehingga pasokan air untuk pertanian di wilayah hilir menjadi terbatas,” jelas Rahmat

Pernyataan itu kata Rahmat sempat disampikan saat mengikuti Rapat Koordinasi Percepatan Penanganan Kekeringan di Wilayah Pantura Kabupaten Subang yang dipimpin Bupati Subang digelar di Aula Kecamatan Pusakanagara, pada hari Selasa kemarin.

Sementara itu, Bupati Subang Reynaldy menegaskan permintaan percepatan penanganan kepada instansi terkait.

“Kami sangat memohon kepada Kepala BBWS Citarum agar segera dilakukan normalisasi pada saluran sekunder yang menjadi titik hambatan air. Permasalahan ini salah satunya disebabkan oleh pendangkalan di saluran sekunder yang mengakibatkan aliran air ke persawahan terhambat,” tegasnya

Ia juga mengingatkan bahwa Kabupaten Subang memegang peran vital dalam ketahanan pangan nasional.

“Kabupaten Subang merupakan lumbung padi nasional. Banyak daerah yang menggantungkan pasokan pangan pada Kabupaten Subang,” ujarnya.

Kepada PJT II,  Ia meminta penjadwalan ulang masa tanam agar permasalahan kekurangan air tidak berulang.

“Saya mohon kepada PJT II untuk menjadwalkan kembali masa tanam di wilayah persawahan, sehingga kekurangan air pada masa panen tidak terjadi lagi ke depannya,” katanya.

Lebih lanjut, dia menekankan pentingnya menggabungkan perbaikan infrastruktur dengan manajemen tanam yang tepat.

“Bagaimanapun, ketika sungainya sudah dinormalisasi dan sistem sudah diperbaiki, jika musim tanamnya tidak disesuaikan maka permasalahan ini akan terulang. Jangan sampai ada kecamatan yang dikorbankan. Maka lakukanlah jadwal tanam yang baik,” pungkasnya. (anr/b)