News

Ozon Nanomist, Solusi Disinfektan Nonkimia yang Aman Rekomendasi LIPI

Radar Bandung - 08/04/2020, 00:24 WIB
Ali Yusuf
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Ozon Nanomist, Solusi Disinfektan Nonkimia yang Aman Rekomendasi LIPI
Bilik Disinfektan (Ilustrasi)

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Ozon Nanomist, Solusi Disinfektan Nonkimia yang Aman Rekomendasi LIPI.

Penyemprotan disinfektan kerap dilakukan guna memutus penyebaran Covid-19.

Tak jarang proses disinfeksi pun langsung dikenakan kepada tubuh manusia.

Padahal, penggunaan bahan-bahan kimia seperti yang dilakukan masyarakat di bilik-bilik disinfektan dinilai dapat membahayakan jika terkena pakaian atau selaput lendir.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tak merekomendasikan mekanisme penyemprotan alkohol atau klorin ke tubuh manusia.

Baca Juga: Pertama Kali dalam Sejarah, RI Terbitkan Surat Utang Tenor 50 Tahun

Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI, Anto Tri Sugiarto menyampaikan LIPI kini telah mengembangkan bahan dasar disinfektan nonkimia yang lebih aman untuk digunakan, yakni ozon nanomist.

“Ozon merupakan bentuk lain dari oksigen yang merupakan reaksi oksigen dan sinar ultraviolet dari matahari. Ozon banyak ditemui di sekitar kita dan kembali menjadi oksigen secara alami,” terang Anto dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi.

Baca Juga: EDARAN MENAG: Salat Id Ditiadakan, Tarawih di Rumah, Bukber juga Dilarang

Anto menjelaskan, sejak tahun 1906, Ozon sudah digunakan sebagai bahan dasar disinfektan karena memiliki kemampuan oksidasi yang lebih baik dibandingkan klorin dan hidrogen peroksida.

Saat ini, kata Anto, ozon banyak dipergunakan untuk setrilisasi bahan makanan, minuman, peralatan produksi, peralatan medis, air kolam renang dan pada pengolahan air minum.

Baca Juga: Besok Pagi, Jabar akan Surati Menkes Terawan, Minta Bodebek Segera Tetapkan PSBB

“Hal ini menjadikan Ozon sangat efektif dalam membunuh berbagai jenis mikroorganisme berupa virus, bakteri dan jamur,” ujar Anto.

Anto menerangkan, bila dipaparkan dalam udara dalam sebuah ruangan, ozon mampu menstrerilisasi udara dan permukaan ruangan tersebut.

Baca Juga: Update Kasus Covid-19 Jabar, Selasa: 343 Positif, 29 Meninggal, 17 Sembuh

Ozon efektif untuk menonaktifkan SARS pada udara dan permukaan dengan durasi pemaparan hingga 30 menit dan dengan dosis 0.5-2.5 part per million.

“Bahkan Ozon saat ini juga dipergunakan untuk terapi beberapa jenis penyakit termasuk SARS dan MERS,” imbuhnya.

Dengan kemampuan disinfeksi tersebut, terang Anto, Ozon diyakini memiliki kemampuan membunuh bakteri atau virus yang menempel di permukaan atau di udara, dalam ruangan tertutup seperti bilik desinfektan.

Baca Juga: Pemprov Jabar Wajibkan Semua Warga Pakai Masker Kain Saat Keluar Rumah

“Ozon nanomist secara teknis dapat dipakai untuk menggantikan disinfektan kimia di bilik desinfektan dengan potensi resiko lebih rendah selama dipakai mengikuti durasi dan ketentuan,” ungkapnya.

Kendati demikian, ozon nanomist tidak serta merta menjamin seseorang dapat terbebas dari virus di dalam tubuh. Menurut Anto, upaya pencegahan lain pun tetap harus dilakukan.

“Upaya pencegahan terbaik tetaplah dengan gaya hidup sehat dan bersih, serta rajin mencuci tangan dan mandi setelah beraktivitas di luar rumah,” pungkas Anto.

(muh/radarbandung.id)


Terkait Kota Bandung
location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.