Percaya Teori Konspirasi Virus Corona Buatan Manusia? Ini Temuan Intelijen AS
RADARBANDUNG.id, WASHINGTON- Komunitas Intelijen Amerika Serikat atau Intelligence Community (IC) membeber informasi soal virus penyebab coronavirus disease 2019 (COVID-19).
Baca Juga: Benarkah Virus Corona Dibuat Disebuah Lab di Wuhan?
Lembaga di bawah naungan Office of Director of National Intelligence (ODNI) itu menyimpulkan virus dari Tiongkok yang kini menjadi penyebab pandemi global tersebut bukanlah buatan manusia ataupun hasil modifikasi secara genetik.
“Intelligence Community juga sependapat dengan konsensus ilmiah luas bahwa virus COVID-19 bukanlah buatan manusia ataupun dimodifikasi secara genetik,” ujar ODNI dalam siaran persnya, Kamis (30/4).
Baca Juga: Virus Corona Punya Keturunan 3 Varian, Indonesia tak Terdeteksi Asalnya
Pendapat ODNI itu tampak berseberangan dengan teori konspirasi yang diyakini para aktivis anti-Tiongkok dan pendukung Presiden AS Donald Trump.
Penganut teori konspirasi getol menyuarakan COVID-19 merupakan senjata biologis karya ilmuwan Tiongkok yang bocor dari laboratorium.
Namun, IC akan terus menguji informasi secara teliti soal bagaimana virus itu menjalar. “Apakah wabah itu dimulai dari kontak dengan binatang terinfeksi atau karena kecelakaan di sebuah laboratorium di Wuhan,” tutur ODNI.
Baca Juga: Astaga! Takut Tertular Virus Corona, Dokter Cantik di Italia Tewas Dicekik Kekasihnya
Beberapa pekan sebelumnya para pejabat AS yang akrab dengan laporan dan analisis intelijen sudah mengungkapkan ketidakpercayaan mereka atas teori konspirasi.
Sebab, mereka lebih percaya virus itu menular secara alami di Pasar Basah Wuhan, atau bocor dari salah satu laboratorium pemerintah Tiongkok.
Para pejabat AS meyakini satu dari dua laboratorium pemerintah Tiongkok di Wuhan melakukan penelitian tentang bahaya biologis. Salah satu laboratorium itu adalah Institut Virologi Wuhan (WIV).
Pejabat intelijen AS dan Inggris justru menduga Tiongkok tak terbuka soal kecerobohan ilmuwan di Institut Virologi Wuhan (WIV). Ada dugaan tentang kecerobohan ilmuwan di lembaga penelitian itu telah mengakibatkan penyebaran virus corona yang kini menjadi pandemi COVID-19.
(jpost/ara)