News

Belajar Tani ke Taiwan

Radar Bandung - 16/04/2021, 00:34 WIB
AY
, Ali Yusuf
Diedit oleh Redaksi

RADARBANDUNG.ID, BANDUNGDalam upaya mewujudkan target petani muda yang berkompeten, Kementerian Pertanian (Kementan) mencanangkan Indonesia jadi lumbung pangan dunia tahun 2045. Tahun 2019 ini, 54 petani muda dari berbagai daerah Indonesia dikirim ke Taiwan untuk belajar ilmu tani.

Tentunya dengan harapan, sepulang dari negeri “Naga Kecil Asia” itu, para petani milenial ini sanggup membawa perubahan kemajuan, terutama dibidang pertanian. Para pemuda milenial yang berkisar usia 21-36 tahun ini akan mendalami bidang pertanian 1-2 tahun di Taiwan karena negara tersebut dianggap lebih maju.

Sepulang dari negara tersebut, mereka diharapkan bisa mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya untuk kemajuan pertanian di daerahnya masing-masing.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Dedi Nursamsi mengatakan, meraka dating ke Taiwan untuk meningkatkan kapasitas, kemampuan dan pengalaman bagaimana bertani yang baik.

Bukan hanya memelihara atau memproduksi pertanian, tapi juga bagaimana mengemas hingga menjual produk dengan baik.

“Maka dari itu, kami inginkan para pemuda yang berangkat ke Taiwan bisa menyerap ilmu, bagaimana mengelola pertanian dari hulu sampai hilir. Dengan harapan memakmurkan pertanian Indonesia,” kata Dedi, di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (13/9/2019).

Dia melanjutkan, sejauh ini negara Indonesia hanya bisa mengekspor tenaga manusia terlatih, untuk menimba ilmu pertanian. Namun, pada saatnya nanti, Indonesia juga harus bisa mengekspor segala hasil pertanian yang dihasilkan petani dalam negeri.

“Pada saatnya nanti, tahun 2045, kita tidak hanya menyediakan pangan untuk bangsa sendiri, tapi harus mampu menjual, mengeksport produk pertanian kita ke luar negeri,” ungkapnya.

Menurut dia, negara Taiwan, Jepang dan Korea Selatan sudah lebih maju dalam mengolah pertanian. Bahkan, Yogi salah seorang lulusan yang telah magang di Jepang berhasil menanam sayuran di dataran rendah, mengeksport sampai memasarkan komoditas pertaniannya sendiri. “Intinya, petani Indonesia harus makmur,” ujarnya.

Sementara itu, ke 54 petani milenial ini baru bertolak ke Taiwan pada tanggal 22 September 2019 mendatang. Untuk saat ini, para petani muda itu masih menjalankan sejumlah pelatihan, di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.

Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa Barat, Sumatra Selatan, Lampung, Kalimantan Selatan, Sumatra Utara, Bali, NTT, dan Sulawesi Tenggara.

(cr1/gat)