RADARBANDUNG.id, KABUPATEN BANDUNG – Berbagai program dicanangkan kontestan Pilbup Bandung 2020.
Sebagai program calon bupati (Cabup) dalam Pilbup Bandung nomor urut 1, Kurnia Agustina Naser menjanjikan melakukan percepatan industri 4.0 atau 5.0. Khususnya pada pondok pesantren.
Agar pondok pesantren tetap eksis dan bisa menyesuaikan perkembangan zaman.
Janji aplikasi fun bookless Kurnia Agustina
Nia-sapaan akrabnya- mengaku punya sejumlah program untuk pembelajaran dengan sistem digitalisasi bagi para santri.
“Beberapa program kami salah satunya keberadaan bookles. Kalau kitab-kitab untuk para santri sangat banyak, kita permudah dengan adanya bookless,” kata Nia.
“Aplikasinya namanya Fun Bookless,” sebutnya usai silaturahmi dengan pimpinan Pondok Pesentren Darus Surur, KH Sulaeman Jazuli Yahya (Buya Anom), Margaasih, Rabu (30/9).
Aplikasi itu, akunya, akan dapat membantu santri dalam belajar. Hanya dengan mengunduh dan membarcode, isi kitab-kitab rujukan para santri bisa langsung terbaca.
“Jadi gadget atau handphone bisa lebih maslahat lagi,” ucapnya.
Menurut Nia, keberadaan pondok pesantren tak bisa terlepas dalam hal mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) agar lebih unggul.
Pondok pesantren, mampu menggodok SDM. Bahkan, banyak yang sudah cukup luwes dengan perkembangan zaman.
Hal tersebut, tentunya akan menimbulkan preseden baik. Terlebih, pada masyarakat majemuk keberadaan digital tidak bisa terelakkan.
“Maka kemajuan zaman yang sifatnya percepatan industri 4.0 atau 5.0 menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Karena memang pondok pesantren memegang peranan yang unggul dalam memimpin SDM pada wilayahnya,” pungkasnya.
Janji Cabup Dadang Supriatna di Pilbup Bandung
Terpisah, Cabup nomor urut 3, Dadang Supriatna (DS) mengaku, jika terpilih bakal menciptakan 150.000 lapangan usaha.
Hal ini, menjadi skala prioritas dalam memulihkan ekonomi masyarakat saat pandemi Covid 19, maupun merebaknya bank emok.
“Saya akan memberikan bantuan modal usaha untuk para pelaku usaha kecil menengah (UKM) sebesar Rp60 juta per RW se-Kabupaten Bandung. Maka pada masa pandemi Covid-19, mereka (UKM) akan terbantu,” ungkap Dadang, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, adanya bantuan modal usaha Rp 60 juta/RW, bisa menciptakan wirausaha atau lapangan usaha sekitar 150.000 orang se-kabupaten Bandung.
Ia menuturkan setiap orang bisa memeroleh modal usaha Rp2 juta. Artinya, setiap RW bisa menciptakan lapangan usaha baru untuk 30 orang.
“Bantuan itu modal usaha abadi masing-masing RW. Namun dalam pengelolaannya tersendiri (luar program Bumdes). Nantinya ada pendampingan dan terus bergulir untuk menjadi modal abadi setiap RW,” ucapnya.
Soal bentuk usahanya, tergantung kebutuhan masyarakat. Modal usaha bisa untuk para pengrajin, para pelaku usaha kuliner maupun makanan lainnya.
Baca Juga: Ini Kata Cabup DS soal Pertemuannya dengan Ridwan Kamil yang Disorot
Dadang memastikan dalam kurun waktu dua tahun menjabat, program Rp60 juta/RW harus sudah selesai.
Karena pemulihan ekonomi masyarakat sangat penting dan akan menyiapkan anggaran sebesar Rp300 miliar, untuk memberikan bantuan kepada 4.265 RW se-Kabupaten Bandung itu.
Baca Juga: Bukan Cuma DS-Sahrul, Kurnia Agustina-Usman juga Sambangi Ridwan Kamil
“Itu program konkret untuk masyarakat dan akan dibuktikan, karena saya mantan kades sehingga paham betul harapan masyarakat. Perputaran uangnya pun tanpa bunga,” jelasnya.
“Dengan harapan ke depannya tidak ada lagi bank emok yang dikeluhkan masyarakat, pasalnya saat ini masih marak bank emok,” pungkasnya.
(fik)