News

Merawat Lukisan Perlu Perhatian Khusus

Radar Bandung - 14/10/2020, 20:45 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi

RADARBANDUNG.id, BANDUNG Sebuah lukisan menyimpan banyak kisah, mulai dari sejarah pembuatan lukisan itu sendiri.

Selain itu, wacana seniman pembuatnya, kajian peneliti, hingga interpretasi yang muncul dari penikmat lukisan itu.

Demikian yang mengemuka dalam Bicara Rupa ‘Tantangan Baru Memelihara Koleksi Lukisan’ gelaran Galeri Nasional Indonesia (Galnas) Jakarta via Zoom, beberapa waktu lalu.

Pada webinar itu, hadir narasumber andal pada bidang pemeliharaan barang museum.

Yakni Pustanto (Kepala Galeri Nasional Indonesia), Jarot Mahendra (Konservator Galeri Nasional Indonesia), dan Iwa Akhmad Surnawi (Konservator Galeri Nasional Indonesia).

  • Cata merawat lukisan supaya tetap awet

Masing-masing menjabarkan bagaimana merawat lukisan supaya tetap awet.

Pustanto menyebut, lukisan sebagai komoditas seni bukan hanya sebagai media pengungkapan perasaan dan ekspresi pribadi seniman pembuatnya.

Namun juga bisa menjadi simbol sosial seseorang ketika lukisan mengisi salah satu ruang eksekutifnya. Lukisan juga telah sejak lama menjadi sebuah investasi.

Sebagai sebuah kebudayaan materi (materi culture), lukisan juga memiliki keterbatasan, terutama yang terkait dengan penurunan kualitas fisiknya.

Hal itu bisa karena faktor internal dan eksternal. Untuk itulah memerlukan penanganan berupa perawatan dan pemeliharaan.

“Ketika merawat atau memelihara lukisan perlu kejujuran. Dalam hal ini kejujuran mendata asal-usulnya, kondisi dan perawatan yang telah dilakukan, pewacanannya, interpretasinya, dan berbagai hal yang membangun identitas, sekaligus kisah lukisan itu,” ujar Pustanto.

“Kejujuran inilah yang akan menjadi jalan untuk memperpanjang usia lukisan sekaligus menjaga kondisinya tetap terawat,” katanya.

Pustanto menambahkan, saat pandemi, sebaiknya tetap melakukan pemeliharaan karya pada galeri atau museum.

Pada Galeri Nasional Indonesia misalnya, melakukan pemeliharaan dengan mengontrol karya secara berkala setiap minggu dan bulan.

“Saat pandemi seperti sekarang ini galeri atau museum memang tidak bisa beroperasi normal. Namun, galeri atau museum sebaiknya tetap melakukan perawatan sambil tetap mempertahankan protokol kesehatan,” ucapnya.

Pustanto berharap Bicara Rupa dapat menjadi media edukasi, baik bagi perorangan yang baru memiliki lukisan atau perorangan yang telah menjadi kolektor, maupun lembaga yang memiliki koleksi lukisan seperti galeri atau museum.

Baca Juga: Lukisan di Jalan Braga Banyak Diminati Turis Asing

Selain itu, harapannya, acara ini menjadi media berbagi pengetahuan, informasi, serta pengalaman terkait pentingnya perawatan dan pemeliharaan lukisan.

“Publik terutama yang memiliki koleksi lukisan diharapkan dapat semakin mencintai karya seni khususnya lukisan, sekaligus turut menjaga kelestarian karya seni rupa,” imbuhnya.