RADARBANDUNG.id – HASIL survei dari Lembaga Survei Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) menyatakan, 70,7 persen publik meyakini vaksin Covid-19 Merah Putih yang Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia kembangkan akan mengakhiri pandemi.
”Tingkat optimisme yang tinggi menunjukkan apresiasi publik terhadap pemerintah yang sedang mengembangkan vaksin Merah Putih, serta merupakan representasi harapan masyarakat bahwa vaksin ini dapat menyelesaikan pandemi Covid-19,” ungkap Manajer Riset Lembaga Survei Kedai Kopi Justito Adiprasetio dalam webinar, Minggu (18/10).
Survei opini publik terhadap pengembangan vaksin Merah Putih
Menurutnya, survei opini publik pengembangan vaksin Covid-19 Merah Putih terhadap sejumlah pekerja DKI Jakarta, menilai tingkat optimisme terhadap vaksin Merah Putih dan seputar pandemi Covid-19.
Justito mengatakan, survei juga mengungkap kenaikan persepsi ancaman Covid-19 pada mata publik, daripada enam bulan lalu.
Sebanyak 64,7 persen responden yang menjawab Covid-19 sebagai sebuah ancaman.
Hal itu berbanding lurus dengan sedikitnya jumlah responden yang percaya bahwa orang Indonesia kebal terhadap Covid-19 yaitu sebesar 26,5 persen.
Jumlah itu menurun 5,3 persen dari survei sebelumnya pada awal September.
”Meningkatnya persepsi ancaman Covid-19 dan semakin menurunnya tingkat kepercayaan bahwa orang Indonesia kebal terhadap Covid-19 merupakan sebuah penanda bahwa tingkat kesadaran publik akan bahaya dari virus itu meningkat,” terang Justito.
Baca Juga: Menlu Retno: Bio Farma Berpotensi Jadi Produsen Vaksin COVID-19 Dunia
Selain itu, survei juga memperlihatkan terbaginya persepsi responden terhadap efektivitas pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang kedua oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Baca Juga: Segini Harga Vaksin Covid-19 di Indonesia
Sebanyak 49,8 persen menyatakan PSBB kedua efektif, berbanding tipis dengan yang menyatakan bahwa PSBB kedua ini tidak efektif sebanyak 48,7 persen.
Selain itu, jumlah responden yang bekerja dari rumah sebanyak 30,5 persen, sedangkan yang masih masuk ke kantor sebanyak 36,1 persen.
Sisanya, sebanyak 33,4 persen menyatakan bahwa mereka mendapatkan sif masuk bergiliran.