RADARBANDUNG.id – PENGUSAHA rumah makan Ayam Bakar Wong Solo yang dijuluki presiden poligami, Puspo Wardoyo kembali mencuri perhatian publik.
Pria berusia 64 tahun ini memiliki empat istri, 17 anak dan 6 cucu.
Puspo menikahi istri pertama pada tahun 1979, kemudian menikah dengan istri kedua pada tahun 1996.
Hanya berselang satu tahun, Puspo menikah dengan istri ketiga dan kembali menikah keempat kalinya pada tahun 1999.
Meski banyak istri dan banyak anak, bisnis Puspo tetap maju. Kontribusi keempat istrinya pun sangat besar dalam mengembangkan bisnis ayam bakar Wong Solo.
Kini, rumah makan Ayam Bakar Wong Solo telah tersebar seluruh Indonesia. Puspo telah memiliki 287 rumah makan.
Puspo juga tengah mengembangkan makanan siap saji, seperti opor ayam dan nasi campur. Makanan siap saji dalam kemasan ini bisa bertahan selama 2 tahun.
“Bapak menikah, terus bikin bisnis Wong Solo. Besar bisnis Wong Solo, terus menikah dengan karyawan. Buka lagi bisnis Wong Solo lagi, menikah lagi, istri pertama setuju. Terus menikah yang keempat, istri kedua yang nyariin. Kok bisa sih, gimana caranya?,” tanya Deddy Corbuzier kepada Puspo dalam tayangan Closethedoor Corbuzier Podcast berjudul “Mukbang Poligami”.
“Semua itu (melalui) proses. Proses itu harus memenuhi syarat semua, kalau tidak memenuhi syarat, susah,” jawab Puspo, dikutip dari channel YouTube Deddy Corbuzier.
Deddy menanyakan bagaimana tips poligami Puspo sehingga bisa adil kepada empat istrinya.
“Kan harus adil pak, bagaimana caranya harus adil menikah empat nih? Adilnya dimana? Adil di ranjang gimana, kalau uang bisa adil, kalau kebutuhan jasmani?” tanya Deddy.
“Adil itu tidak harus sama, sesuai dengan kebutuhan, dan adil juga sesuai kesepakatan,” jawab Puspo.
Deddy masih belum puas dengan jawaban Puspo. Ia kembali bertanya bagaimana perasaan istri saat Puspo menikah lagi.
“Istri pertama enggak kecewa, enggak sakit hati, pak?” tanya Deddy.
“Harus, harus sakit hati. Kalau enggak sakit hati, bukan manusia,” tegas Puspo sambil senyum.
“Kasihan dong,” timpal Deddy.
Puspo menjelaskan bahwa pada awal keputusan poligami rasa sakit hati pada istrinya tak bisa dipungkiri. Namun lama-kelamaan akhirnya terbiasa.
“Ya itu adalah awal-awal pertama biasa begitu. Kalau pertama ya biasalah kalau menghadapi begitu, tapi lama-lama ada proses pembelajaran, pendidikan agama, tahu hukum-hukumnya, malah justru bangga sekarang, justru senang kan, bahagia begitu,” ucap Puspo.
“Sekarang bahagia?” kata Deddy.
“Sekarang merasa, alhamudulillah, (istri bilang) saya enggak mau monopoli suami saya,” kata Puspo.
“Masa sih?” kata Deddy seolah tak percaya.
“Iya dong, (istri bilang) saya bisa berbagi sama perempuan-perempuan lain, yang membutuhkan,” lanjut Puspo kembali meniru ucapan istrinya.
“Gua enggak habis pikir,” kata Deddy tertawa.
Deddy lantas mengungkit ketika feminisme menyerang Puspo terkait poligami. Namun menurut Puspo, hal itu wajar dan biasa.
“Wajar, mungkin waktu itu lagi emosi, belum tahu hukum-hukumnya agama. Dan memang agama membolehkan,” ucapnya.
Meski banyak yang tidak mendukung, Puspo mengaku tak mempermasalahkan. Sebab, mereka yang sebelumnya menolak pada akhirnya malah mendukung.
“Lama-lama mereka mendukung juga karena itu kan sunnatullah,” ucap Puspo mantap.
Puspo menolak anggapan yang menyebut bahwa pria harus mencari janda tua ketika ingin poligami.
Menurut Puspo, siapa pun boleh dipoligami asalakan ada rasa cinta. Pria bebas memilih wanita yang dicintainya untuk dinikahi.
Deddy lantas menyebutkan bahwa ada banyak wanita muslimah yang tidak setuju dengan poligami.
Namun Puspo mengaskan bahwa wanita menolak karena belum paham.
“Ya, itu kan mereka belum tahu. Kalau dia tahu saya kira tidak hanya setuju lagi malah mendukung,” ucap Puspo.
Mendengar jawaban Puspo, Deddy Corbuzier tertawa terbahak-bahak. Ia pusing mendengar penjelasan Puspo.
“Duh, pusing saya,” ucap Deddy.
Selengkapnya simak podcast Deddy Corbuzier dan Presiden Poligami Indonesia, Puspo Wardoyo di bawah ini:
(pojoksatu/rb)