RADARBANDUNG.id – Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang pendidikan Retno Listyarti menilai upaya guru-guru di Kota Cimahi mengatasi masalah pembelajaran jarak jauh (PJJ) layak ditiru.
Pasalnya, para guru rela mengantar dan mengambil tugas-tugas peserta didiknya di rumah khusus mereka yang tidak memiliki handphone maupun alat daring lainnya.
Para guru juga membantu pembelian alat daring secara bersama-sama melalui kegiatan guru peduli.
“KPAI mengapresiasi upaya dan kerja keras para guru dalam membantu para siswanya belajar dari rumah baik secara daring maupun luring,” ujar Retno kepada wartawan, Sabtu (27/2).
Sebelumnya, Retno melakukan pengawasan di Kota Cimahi pada 25 Februari 2021.
Dalam kunjungan tersebut, Retno antara lain mendatangi SMPN 5 Kota Cimahi dan juga bertemu dengan Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi.
Pengawasan tersebut terkait dugaan ribuan anak berpotensi tidak naik kelas karena tidak mengumpulkan tugas-tugas sekolah selama PJJ.
“Objek pengawasan ada dua, yaitu permasalahan PJJ yang dialami ribuan siswa dan penyiapan buka sekolah tatap muka,” kata Retno.
Kendala terkait PJJ antaranya adalah masalah alat daring, kuota internet dan wilayah blank spot.
Dari keterangan yang KPAI peroleh, ada sekitar 633 siswa SMP yang tidak memiliki alat daring.
Baca Juga:
- Sekolah Tatap Muka Mulai Juli, Ini Penjelasan Mendikbud Nadiem Makarim
- Miris Orangtua Kena PHK, Anak Putus Sekolah, Pernikahan Dini Makin Marak
Adapun status kepemilikan handphone siswa SMP mayoritas milik siswa sendiri 18.048, 2.508 HP milik orang tua dan 633 tidak memiliki handphone maupun alat daring yang lain.
“Selain permasalahan alat daring, ternyata anak-anak yang mengalami kesulitan belajar dari rumah juga karena permasalahan lain,” ucapnya.