News

Menkominfo Desak MiChat Take Down Akun Prostitusi Online

Radar Bandung - 21/03/2021, 04:10 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Menteri Komunikasi dan Infomatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengatakan, tercatat ada 1.488 informasi berita bohong atau hoaks terkait virus Covid-19 dan vaksinasi. (Istimewa)

Menkominfo sudah meminta aplikasi MiChat untuk segera menutup akun-akun yang menjalankan praktik prostitusi online

RADARBANDUNG.id – Menkominfo Johnny G. Plate mendesak penyelenggara aplikasi pesan instan memblokir akun yang digunakan untuk praktik prostitusi.

“Kami sudah meminta komitmen dari pengelola aplikasi pesan instan melakukan take down akun yang disalahgunakan untuk kegiatan ilegal atau melanggar hukum, termasuk prostitusi online,” kata Johnny, dalam keterangan pers, Minggu.

Kemenkominfo sudah mengetahui ada pengguna internet yang menyalahgunakan aplikasi pesan instan untuk kegiatan prostitusi dalam jaringan.

Johnny mengaku sudah meminta aplikasi MiChat untuk segera menutup akun-akun yang menjalankan praktik prostitusi online.

Baca Juga: Kuak Pembunuhan Sadis Gadis Bandung dan Bongkar Prostitusi Online

“MiChat sendiri sudah ada perwakilannya di Indonesia, dan sudah berkomitmen melakukan take down akun-akun yang disalahgunakan untuk promosi prostitusi online, sesuai laporan polisi atau masyarakat,” katanya.

Saat ini, menurut Johnny, belum ada permintaan resmi dari kepolisian mengenai akun di aplikasi pesan instan yang berkaitan dengan praktik prostitusi daring.

Baca Juga: Heboh Video Sejoli Mesum di Hotel Bogor Ternyata Berdurasi Asli 9 Menit Lebih, Ini Pengunggahnya

Namun, Kemenkominfo berkomitmen untuk bersikap proaktif dengan terus memantau dan berkoordinasi dengan pihak-pihak lain untuk menjaga ruang digital di Indonesia bersih dan bermanfaat.

“Belum ada formal request dari Polri, tetapi Tim Cyber Drone Kemenkominfo akan berkoordinasi bersama Polri terkait pemanfaatan konten MiChat,” kata Johnny.

Data Kemenkominfo pada 2020, terdapat 1.068.926 konten pornografi yang ditangani tim AIS Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika. Di antara jutaan konten pornografi itu, terdapat 10 konten yang berkaitan dengan kekerasan terhadap anak. (jpnn)