RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Kasus teror pelemparan batu terhadap mobil di Jalan Pacuan Kuda, Arcamanik Kota Bandung masih dalam penyelidikan kepolisian. Sejumlah petunjuk sudah dikantongi.
Sementara itu, warga mengaku resah dan menyoroti perihal minimnya penerangan jalan di lokasi teror pelemparan batu tersebut.
Pantauan Radar Bandung, sekira pukul 18.30 WIB, lokasi teror pelemparan batu ke mobil di Jalan Pacuan Kuda Raya, Arcamanik memang terlihat sepi. Jalan lurus yang persis bersebelahan dengan gedung Sport Jabar juga tampak gelap.
Penerangan di sepanjang jalan itu tidak maksimal. Meski lampu jalan berderet, pancaran lampu terhalang pepohonan. Karena itu, meski malam belum terlalu larut, tetapi kondisi jalan sudah terpantau gelap dan jarang pelintas.
Seorang warga setempat, Angga (30), bukan nama sebenarnya, mengeluhkan kondisi di lokasi teror pelempar batu tersebut. Menurutnya, penerangan jalan yang minim dinilai bisa saja menjadi kesempatan bagi pelaku untuk melakukan pelemparan tersebut, ataupun potensi aksi kriminalitas lainnya.
“Jujur saja masyarakat juga resah. Penerangan di sini lihat saja memang kurang. Lampunya tertutup pohon,” katanya saat dijumpai di lokasi, Selasa (6/4).
“Kami sempat inisiatif untuk menebang beberapa dahan yang menghalangi lampu jalan, tapi tidak mungkin semua,” tambahnya.
Menurutnya, saat pandemi jalan semakin sepi. Biasanya, beberapa anak muda kerap nongkrong di warung sekitar jalan tersebut. Namun, semenjak pandemi hal itu jarang terlihat. Akhirnya, jalan pun bertambah sepi. Lewat dari pukul 20.00 WIB, sudah sangat jarang pelintas.
Angga sendiri mengaku berada di lokasi beberapa saat setelah terjadi pelemparan. Saat tiba di lokasi, ia melihat mobil sudah melintang di tengah jalan dengan kondisi kaca mobil yang sudah pecah.
“Saya berharap pohon sedikit dipangkas, tidak usah ditebang yang penting lampu penerangan tidak terhalang. Kalau perlu bisa saja pemerintah memasang CCTV untuk antisipasi agar kejadian tidak terulang,” katanya.
Terpisah, Kapolsek Arcamanik Kompol Deny Rahmanto mengatakan, penyelidikan terus dilakukan. Pihaknya masih mengembangkan petunjuk-petunjuk yang sudah didapatkan terkait pelaku. Untuk itu motif kejadian masih dalam penyelidikan.
Baca Juga: Pengendara Mobil Korban Pelemparan Batu di Arcamanik Meninggal, Polisi Kumpulkan Bukti
Ia menegaskan tak mau tergesa-gesa untuk menyelidiki kasus tersebut. Petunjuk-petunjuk harus terus dilengkapi untuk memastikan pihaknya tak salah tangkap orang.
“Jangan sampai salah menetapkan tersangka ke orang. Harus hati-hati, semoga dalam waktu dekat dapat terungkap,” pungkasnya.
Sebelumnya, seorang korban teror pelemparan batu Minggu (28/3) dini hari, Yulin Prakasa (50) dinyatakan meninggal dunia. Saat itu, korban dalam perjalanan dari Tasikmalaya menuju Bandung. Almarhum Yulin meninggal, Jumat (2/4) sekitar pukul 22.20 WIB di Rumah Sakit Ujungberung dengan luka parah di kepala.
(muh)