News

SMAN 4 Bandung Gelar Festival Budaya Gamalapati Sebagai Implementasi Kurikulum Merdeka

Radar Bandung - 27/10/2022, 15:05 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi

RADARBANDUNG.id, BANDUNG– Kurikulum Merdeka sudah mulai diterapkan di SMA di Kota Bandung. Untuk itu, dibutuhkan implementasi di kalangan siswa.

“Salah satunya yang dilakukan oleh siswa SMAN 4 Bandung. Yakni dengan menggelar festival budaya dengan tema Gamalapati,” ujar Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah VII Dr. Firman Oktora, kepada wartawan, Kamis (27/10/2022).

Atas gelaran ini, Firman mengatakan sangat mengapresiasi upaya SMAN 4.

“Kami sangat pengapresiasi kegiatan ini, karena ini adalah salah satu implementasi dalam pelaksanaan kurikulum merdeka. Selain itu kreasi melalui festival budaya seni siswa seperti ini pun merupakan salah satu wujud dari penerapan pendidikan karakter yang akan mewujudkan generasi unggul yang beriman, berakhlak berilmu dan sehat dan ini adalah salah satu bagian siswa dalam mengapresiasi budaya,” tutur Firman.

Kali ini gelaran budaya di SMAN 4 Bandung mengangkat tema budaya Bali, bukan berarti tidak mencintai budaya Jawa Barat, namun justru mereka belajar untuk terbiasa dengan keberagaman.

“Dengan begitu mereka akan terbiasa mengapresiasi keberagaman dan mengapresiasi gagasan lewat penampilannya. Dan itu sesuai dengan kurikulum merdeka artinya bahwa apa yang mereka lakukan berdasarkan inisiatif dan kreatifitas sekolah dan siswanya sendiri bukan dasar perintah,” tegasnya.

Ia memaparkan jika kurikulum merdeka memang diterapkan bukan by instraction tapi lebih menumbuhkan kreatifitas, ide dan gagasan siswa di sekolah, “Oleh karenannya silakan memilih kreasi seperti apa karena siswa dan sekolahlah yang tahu persis bagaimana kondisi sekolahnya, bagaimana yang unik bukan karena diperintah,” tegasnya.

Senada dengan Firman, Kepala SMAN 4 Bandung, Teti Ismayati mengatakan jika festival budaya di SMAN 4 Bandung memang selalu mengambil tema daerah berbeda-beda.

“Dan tahun ini siswa memilih mengambil tema Gemalapati yang diambil dari Bahasa Bali yang artinya puncak tertinggi dari suatu kreasi seni, tahun lalu Jawa Timur dan tahun depan mungkin akan berbeda provinsi lagi,” paparnya yang ditemui di tempat yang sama.

Ia menyebutkan jika Festival Budaya 4-12 ini merupakan festival budaya SMAN 4 yang ke 12 dan pihak sekolah sangat mengapresiasi kreasi siswanya itu, apalagi semua ide gagasan dan tema yang memilih adalah siswanya sendiri. “Bahkan dari segi anggaran, kami tidak banyak membantu. Siswa patungan sendiri dan mecari donatur,” jelasnya.

Atas segala upaya siswa ini, Teti mengaku sangat bangga. Karena para siswa mampu menunjukkan. Intelektual literasi budaya mereka.

“Kami sangat mendukung kreatifitas siswa ini karena ini sebagai upaya menumbuhkan literasi mereka dalam berbudaya Indonesia apalagi ini diikuti oleh seluruh siswa SMAN 4 Bandung dari semua tingkatan. Bukan hanya kreatifitas ini adalah bentuk kolaborasi untuk berbagai bidang. Dalam kurikulum merdeka festival budaya seperti ini adalah upaya untuk membangun profil pelajar Pancasila,” jelasnya.

Teti berharap, dengan festival budaya tersebut dapat menumbuhkan karakter peserta didik melalui membudaya gotong royong, kreatifitas, dan kolaborasi. “Karena mendapatkan Pendidikan itu tidak cukup hanya didalam kelas dan pandai saja, namun menumbuhkan karakter bisa dilakukan dengan cara berkolaborasi seperti ini dan itu salah satu upaya menumbuhkan EQ dan SQ bukan hanya IQ saja,” tutupnya. (mur)