News

Posisi Hilal di Bandung Masih di Bawah 1 Derajat, 1 Ramadan 1445 H Tunggu Sidang Isbat

Radar Bandung - 10/03/2024, 18:56 WIB
AH
AR Hidayat
Tim Redaksi
Pemantauan Hilal 1 Ramadan 1445 H di Observatorium Albiruni Fakultas Syariah Unisba, Minggu (10/3/2024).

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Kementrian Agama (Kemenag) serta Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD) Provinsi Jawa Barat melakukan pengamatan hilal 1 Ramadan 1445 H.

Pengamatan hilal dilakukan di Observatorium Albiruni Fakultas Syariah Unisba dengan koordinat tempat Lintang -6˚54’12” LS, Bujur 107˚36’32” BT dan ketinggian tempatnya 750 Meter diatas permukaan laut, Minggu (10/3/2024).

Kepala Kanwil Kemenag Jabar, Ajam Mustajam mengatakan, berdasarkan pemantauan posisi, hilal tidak terlihat karena masih posisi kurang dari satu derajat, tepatnya 0,1 derajat.

“Rukyatul hilal dilakukan di 11 titik, salah satunya di Albiruni Unisba. Dan hasilnya posisi hilal kurang dari 1 derajat,” ujar Ajam.

Ajam menyebut, kegiatan pemantauan hilal ini akan dilaporkan kepada Kemang RI sebagai bahan sidang Isbat 1 Ramadhan 1445 H. Keputusan akhirnya, apakah besok sudah masuk 1 Ramadan atau belum, menunggu pengumuman resmi dari pemerintah pusat.

“Di 11 titik, posisi hilal tidak terlihat. Penentuan satu Ramadan itu berdasarkan kesepakatan mabin, tiga derajat,” tandasnya.

Baca Juga: Pansus 9 DPRD Kota Bandung Bahas Raperda Pengawasan Minuman Beralkohol

Di sisi lain, Kemenag Jabar menghormati ihwal organisasi Islam lainnya yang telah menentukan awal puasa Ramadan yang jatuh pada Senin (11/3/2024).

“Ada yang menentukan 1 syawal atau Ramadan berdasarkan hasil hisab. Tentu kami menghormati dan menghargai atas kajian ilmu dan keyakinan yang mereka pahami,” imbuhnya.

Baca Juga: Panen Raya Padi Jabar di Majalengka, Tekan Inflasi dan Angkat Kesejahteraan Petani

Sementara itu, Kepala Observatorium Albiruni Unisba, Encep Abdul Rojak mengatakan, lama pengamatan hilal dilakukan selama 5 menit, karena bulan terbenam pada pukul 18.13 WIB.

“Saat matahari terbenam, hilal berada pada Azimuth 264˚44’18” dan posisi matahari berada pada azimuth 265˚57’16. Hasil pengamatan hilal akan dilaporkan kepada Kemenag Republik Indonesia sebagai bahan Isbat Awal Ramdhan 1445 H,” imbuhnya.

Baca Juga:Alhamdulillah, MUI Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung Sukses Menggelar Tarhib Ramadhan

Encep menuturkan, pada saat matahari terbenam pukul 18.08 WIB, tinggi hilal sudah +0˚59’10”, dan hilal terbenam pada pkl 18.13 WIB.

“Tinggi hilal ini dihitung dari ufuk secara vertikal sampai dengan posisi bulannya. Nilai ketinggian saat ini belum memenuhi Batas minimal hilal/bulan mungkin terlihat (Imkan Rukyat), yaitu kriteria +3˚, sehingga hilal dilihat,” ungkapnya.

Encep mengungkapkan, pengamatan dilakukan secara manual dan digital menggunakan teropong Cem70 merk iOptron yang terpasang di dalam observatorium/ doom.

“Pengamatan digital dibantu juga dengan kamera CCD hitam putih yang menghubungkan teropong dengan laptop dan terkoneksi juga ke Layar TV melalui HDMI,” pungkasnya. (arh)