News

Bandung Tekankan Arah Pembangunan, Pentingnya Kebijakan Berbasis Ilmu Pengetahuan

Radar Bandung - 07/08/2025, 21:37 WIB
DS
Diwan Sapta
Tim Redaksi
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, usai mengikuti Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) 2025 yang berlangsung di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Kota Bandung, Kamis (7/8). (Diwan Sapta Nurmawan/Radar Bandung)

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menekankan arah pembangunan nasional ke depan harus bertumpu pada data ilmiah dan riset yang akurat. Hal tersebut disampaikan Farhan usai mengikuti Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) 2025 yang berlangsung di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Kota Bandung.

Farhan menjelaskan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto dalam arahannya meminta seluruh pihak, khususnya pemerintah daerah, untuk memberdayakan para ilmuwan, akademisi, dan teknolog yang hadir dalam forum strategis seperti KSTI. Tujuannya adalah mempercepat transformasi bangsa melalui penguatan sistem ekonomi konstitusional yang inklusif dan berbasis keadilan.

“Pesan Presiden sangat jelas, manfaatkan orang-orang pintar yang berkumpul di sini untuk kemajuan bangsa. Kita diarahkan menggabungkan kekuatan negara dan swasta melalui pendekatan ekonomi konstitusional,” ujar Farhan kepada wartawan usai kegiatan, Kamis (7/8/2025).

Menurut Farhan, ekonomi konstitusional yang dimaksud merupakan sistem yang menjamin keseimbangan antara peran negara yang besar dan kontribusi sektor swasta yang tidak kalah penting. Model ini dipercaya mampu menciptakan pemerataan pembangunan sekaligus memacu inovasi nasional.

Ia menambahkan, seluruh kebijakan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, seyogianya tidak lagi dilandasi oleh intuisi atau pengalaman semata. Sebaliknya, setiap keputusan harus lahir dari perhitungan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis dan publik.

“Presiden tidak menyebut teknisnya secara rinci, tapi benang merahnya sangat kuat, semua kebijakan harus berbasis ilmu pengetahuan. Itu sebabnya, sinergi antara pemerintah dan perguruan tinggi menjadi keharusan,” tegas Farhan.

Menurutnya, Pemkot Bandung telah menjalin kolaborasi dengan sejumlah kampus terkemuka, termasuk ITB, dalam berbagai sektor seperti perencanaan wilayah, manajemen transportasi, pengembangan ekonomi kreatif, hingga mitigasi bencana.

“Alhamdulillah hasilnya sangat konkret dan aplikatif. Banyak terobosan yang lahir dari kerja sama tersebut. Ini membuktikan peran kampus sangat strategis dalam mendukung tata kelola pemerintahan yang inovatif dan solutif,” ungkapnya.

Farhan berharap konvensi seperti ini tidak berhenti pada seremoni, tetapi ditindaklanjuti dengan riset-riset lanjutan, hilirisasi pengetahuan, dan integrasi hasil kajian ke dalam sistem perencanaan pembangunan daerah maupun nasional.

“Kalau kita mau maju, tidak bisa hanya bicara program. Kita butuh sains, data, dan kemauan politik yang kuat. Dan semuanya harus bersinergi,” pungkas Farhan.(dsn)