News

2018, Tercatat 313 Kasus Kebakaran di Kabupaten Bandung

Radar Bandung - 02/01/2021, 00:29 WIB
AY
, Ali Yusuf
Diedit oleh Redaksi
Salah satu peristiwa kebakaran di Kabupaten Bandung tahun 2018.

RADARBANDUNG.id – Sepanjang 2018, terjadi 313 kasus kebakaran pada wilayah Kabupaten Bandung.

Menurut data Pusat Pengendali Operasi dan Komunikasi (Pusdalops) Disdamkar Kabupaten Bandung, 46,32% atau 145 kasus menimpa rumah tinggal penduduk, 11,18% (35 kasus) gudang, 4,79% (15 kasus) pabrik dan 37,69% (118 kasus) lainnya.

Kepala Disdamkar Kabupaten Bandung Kawaludin mengimbau masyarakat senantiasa waspada kemungkinan kebakaran.

“Perhatikan kabel instalasi listrik, jangan menggunakan kabel yang tidak berlabel SNI. Jangan sampai tergiur produk berharga murah namun dari segi keamanan tidak terjamin,” ujarnya, Rabu (09/01/2019).

“Selain itu, hindari memasang banyak steker pada satu terminal, karena hal ini sangat berisiko menyebabkan korslet,” tambahnya.

Sebagai penambahan armada, pada bulan Oktober tahun lalu, pihaknya telah menerima hibah empat unit Mobil Pemadam Kebakaran (MPK) dari Jepang.

Kehadiran MPK canggih dari Japan Firefighter Association (JFA) ini harapannya bisa semakin memaksimalkan kinerja jajarannya.

“Jika terjadi kebakaran silakan hubungi pos terdekat. Untuk Pos Soreang 022-5891113, Pos Ciwidey 022-85922231, Pos Ciparay 022-5951992, Pos Majalaya 022-84222950, Pos Kertasari 083112781357, Pos Cicalengka 022-7949113 dan Pos Cileunyi 022-63740019,” papar Kawaludin.

51 kasus kebakaran rumah

Kepala Seksi Pengendali Operasi dan Komunikasi Disdamkar Kabupaten Bandung Endang Sri Hartanti mengungkap, kasus kebakaran paling banyak terjadi pada triwulan 3 yakni, Juli sampai Agustus.

“Dari 313 kasus, 136 kasus terjadi di triwulan 3. Dari jumlah ini, 51 kasus menimpa rumah tinggal penduduk, dan penyebab utamanya hubungan pendek arus listrik (korsleting),” terangnya.

Selain rumah tinggal, gudang dan pabrik, masih pada triwulan yang sama kebakaran juga sering terjadi pada lahan kosong (ilalang).

Tanti, sapaan akrabnya, menyebut terbakarnya lahan kosong tersebut, karena memasuki musim kemarau.

“Triwulan 3 memasuki musim kemarau banyak lahan kosong yang terbakar, sebanyak 42 kasus dari keseluruhan 66 kasus ilalang terbakar tahun 2018. Sedikit gesekan ranting saja, atau buang puntung rokok yang masih menyala dapat memicu kebakaran cukup besar,” ungkapnya.

“Selain itu, meskipun jumlahnya tidak banyak, kasus kebakaran kandang ternak, warung/toko dan kendaraan juga terjadi pada 2018,” urai Tanti.

Selain kebakaran, pihaknya juga menerima dan menangani beragam laporan. Dari 159 laporan, sebagian besar terkait sarang tawon.

“109 dari 159 laporan warga terkait evakuasi sarang tawon. Laporan lainnya antara lain terkait pohon tumbang, evakuasi hewan, penyelamatan orang tenggelam dan lain-lain,” jelasnya.

(ymi)