News

Omzet UMKM Mencapai Rp 45 Juta

Radar Bandung - 01/02/2019, 00:40 WIB
Ketum Perindo, Hary Tanoesoedibjo berbincang dengan pelaku UMKM binaan partainya di Kota Bandung. (IST)

RADARBANDUNG.ID, BANDUNG – Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) mengunjungi pedagang bakso di Bandung yang mendapat bantuan gerobak gratis dari Perindo. Hary Tanoe memuji keuletan suami istri pedagang bakso yang berhasil meraih omzet Rp45 juta per bulan.

“Konsep program Gerobak Perindo adalah membuat masyarakat produktif dan mandiri. Contohnya, suami istri pedagang bakso ini selama 2 tahun mampu memperoleh omzet penjualan lebih dari Rp1 juta sampai 2 juta setiap hari,” ungkapnya seusai memberi Pembekalan Caleg Partai Perindo di Bandung, Jawa Barat, belum lama ini.

Kalau rata-rata Rp1,5 juta per hari, artinya dalam sebulani omzetnya menembus Rp 45 juta tiap bulan. Kalau keuntungannya 30%, penghasilan bersih mereka setiap bulan itu Rp13,5 juta. Angka itu dinilainya cukup besar dibandingkan rata-rata penghasilan masyarakat.

Berkat program tersebut, pasangan suami istri pedagang bakso itu sanggup membiayai anaknya hingga ke perguruan tinggi, meski orangtuanya lulusan SMA atau SMP. Tentunya, program ini disertai pembinaan, pelatihan dan pendampingan.

“Konsep pemberdayakan masyarakat bukan memberi sesuatu kemudian habis, kemudian diberi lagi. Tapi, bagaimana membuat mereka produktif, mandiri, bisa tumbuh. Yang tadinya kelompok ekonomi lemah menjadi menengah, akhirnya menjadi mapan,” papar Hary

Diungkapkannya, apabila semakin banyak masyarakat yang produktif, mandiri dan mapan, maka akan semakin banyak lapangan kerja tercipta, sehingga juga mampu menambah jumlah pembayar pajak baru setiap tahunnya.

“Kalau itu masif dilakukan di Indonesia, maka Indonesia akan lebih cepat menjadi negara maju seperti yang kita idam-idamkan,” katanya.

Sementara itu, Choky Sitohang, Caleg Perindo Dapil I Jawa Barat yang meliputi Kota Bandung dan Cimahi mengatakan masyarakat perlu dibekali untuk percepatan kesejahteraan. Untuk itu, diperlukan regulasi yang tepat sasaran untuk memproteksi dari penetrasi asing di era industri 4.0 atau disruptive technology.

Selain itu, dirinya sedang mengembangkan digitalisasi guna mendorong masyarakat dari mulanya konsumtif menjadi produktif. “Sekarang saya lagi memprogram untuk bagaimana digitalisasi memberikan suatu pengembangan bisnis-bisnis di Indonesia dengan sistem network,” ungkapnya.

(*/azs)