News

SPMB Jalur Prestasi Dimulai, Pemkot Bandung Pastikan Seleksi Transparan dan Adil

Radar Bandung - 30/06/2025, 19:05 WIB
DS
Diwan Sapta
Tim Redaksi
Pelaksanaan Tes Terstandar Daerah untuk jalur prestasi dalam Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (SPMB) tingkat SMP, Senin (30/6). (Dok. Humas Pemkot Bandung)

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung resmi memulai pelaksanaan Tes Terstandar Daerah untuk jalur prestasi dalam Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (SPMB) tingkat SMP, Senin (30/6/2025). Tes ini digelar serentak di 20 SMP Negeri dan diikuti oleh 1.635 peserta dari seluruh wilayah Kota Bandung. Jalur prestasi menjadi salah satu skema seleksi dengan persaingan ketat, karena kuota yang tersedia hanya 10 persen dari total daya tampung siswa baru di sekolah negeri.

Meski demikian, antusiasme para peserta terlihat tinggi. Sejak pagi hari, siswa-siswi bersama orang tua telah memadati area sekolah, membawa harapan besar untuk bisa melanjutkan pendidikan di sekolah favorit.

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan turut meninjau langsung pelaksanaan seleksi di SMP Negeri 5 dan SMP Negeri 2 Bandung. Di tempat terpisah, Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, juga melakukan peninjauan ke SMP Negeri 9 dan SMP Negeri 2 Bandung. Kedatangan pimpinan daerah ini menjadi bentuk komitmen untuk memastikan proses seleksi berjalan tertib dan objektif.

“Alhamdulillah pelaksanaan berjalan lancar. Anak-anak terlihat semangat, bahkan ada yang datang dari jauh. Ini menunjukkan harapan besar dari mereka dan keluarganya. Saya doakan yang terbaik untuk semuanya,” ujar Erwin di Balai Kota Bandung, Senin (30/6/2025).

Erwin juga menyampaikan apresiasi terhadap kesiapan pihak sekolah dan Dinas Pendidikan, serta mendorong keterlibatan semua perangkat daerah dalam memastikan kelancaran proses seleksi.

“SPMB ini bukan hanya tanggung jawab Disdik. Semua dinas terlibat agar prosesnya berjalan sukses dan tidak menyisakan masalah,” tegasnya.

Erwin juga memberikan pesan kepada para orang tua agar tidak menjadikan sekolah negeri sebagai satu-satunya tolok ukur keberhasilan anak.

“Saya sendiri lulusan sekolah swasta. Jadi, jika tidak diterima di sekolah negeri, bukan berarti gagal. Yang terpenting adalah anak tetap semangat dan terus belajar,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Asep Saeful Gufron menjelaskan tes meliputi tiga mata pelajaran inti, yakni Matematika, Bahasa Indonesia, dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Ia menegaskan, jalur prestasi ini terbuka untuk semua siswa asal Kota Bandung tanpa dibatasi zonasi atau domisili.

“Penilaian murni berdasarkan hasil tes. Tidak ada pembatasan domisili seperti pada jalur afirmasi atau zonasi,” ujar Asep.

Asep menyampaikan pelaksanaan SPMB tahun 2025 mengalami sejumlah penyempurnaan, baik dari sisi regulasi maupun teknis. Salah satunya adalah pemetaan lebih awal berdasarkan jalur pilihan, seperti domisili, afirmasi, dan prestasi.

Asep juga menjelaskan meskipun pendaftaran resmi ditutup pada 27 Juni 2025, proses pemetaan dan validasi data peserta masih berlangsung hingga seluruh jalur selesai dilaksanakan.

“Setelah tes prestasi, kami akan mengumumkan hasil akhir pada 7 Juli mendatang,” ungkapnya.

Terkait kapasitas, Asep menyebutkan jumlah pendaftar SPMB tahun 2025 mencapai lebih dari 48 ribu siswa. Sementara daya tampung SMP negeri hanya sekitar 18 ribu. Artinya, lebih dari 30 ribu siswa kemungkinan besar akan melanjutkan ke sekolah swasta.

Meski demikian, Asep memastikan anak-anak dari keluarga kurang mampu tetap akan difasilitasi melalui skema Rawan Melanjutkan Pendidikan (RMP).

“Bagi yang tidak mampu dan tidak diterima di sekolah negeri, kami arahkan ke sekolah swasta dengan bantuan biaya melalui RMP. Seluruh pembiayaan seperti seragam dan perlengkapan sekolah akan ditanggung pemerintah,” jelasnya.

Asep juga menyinggung keberadaan wilayah blank spot di Kota Bandung yang masih menjadi perhatian, terutama di kawasan timur kota. Wilayah ini memiliki jumlah penduduk padat namun akses ke sekolah negeri masih terbatas.

“Kami terus petakan dan evaluasi agar anak-anak dari wilayah padat tidak tertinggal,” ujar Asep.

Melalui proses seleksi ini, Dinas Pendidikan juga membuka ruang pengaduan dan pendampingan bagi masyarakat, terutama bagi orang tua yang kesulitan memahami sistem pendaftaran daring.

“Tidak semua orang tua familiar dengan sistem online. Karena itu, kami sediakan pendampingan agar semua anak punya kesempatan yang adil,” tambah Asep.

Koordinasi antara Pemkot Bandung dengan forum kepala sekolah swasta juga dilakukan untuk memastikan siswa yang tidak diterima di negeri tetap bisa melanjutkan pendidikan dengan fasilitas memadai.

“Kami bersyukur pihak swasta merespons positif. Mereka memahami situasi dan siap menjadi mitra pemerintah dalam menjamin hak pendidikan anak,” ungkap Asep.

Melalui pelaksanaan yang semakin terstandarisasi dan pendekatan kolaboratif lintas sektor, Pemkot Bandung optimistis SPMB tahun 2025 dapat berjalan lebih baik, transparan, dan berkeadilan bagi seluruh peserta didik.(dsn)