RADARBANDUNG.id – Mekanisme pemilihan secara aklamasi bisa menghindarkan sebuah organisasi dari praktik suap. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh partai politik dalam memilih seorang ketua partai.
Hal ini disampaikan oleh Peneliti CSI (Center Survey Independen) Hadi Saiful Rizal dalam memandang kemungkinan aklamasi saat musyawarah daerah (Musda) X untuk pemilihan ketua Golkar Jabar.
Partai berlambang beringin itu sudah tidak asing dengan smekanisme aklamasi. Ada dua ketua yang dihasilkan melalui cara tersebut. Yaitu, saat pemilihan Irianto MS Syafiudin hingga diteruskan oleh Dedi Mulyadi.
Ia memprediksi hal tersebut kembali terulang menjelang Musda Golkar Jabar X. Kemungkinan besar, penerus tampuk kepemimpinan akan diberikan kepada Ade Barkah Surahman yang saat ini menjadi sekretaris di DPD Golkar Jabar.
“Mekanisme aklamasi dimaksudkan untuk menangkal politik uang, politik transaksional karena indikator aklamasi selalu menandakan kesamaan visi, misi serta program partai, bukan nilai transaksi. Ini juga penting dalam menjaga kestabilan partai,” kata dia melalui keterangan tertulis, Rabu (26/2/2020).
Namun, pasti akan ada perbedaan pola kepemimpinan. Selama ini, Dedi Mulyadi mengedepankan isu kebudayaan dalam berbagai kesempatan. Ade Barkah bisa mengedepankan aspek religiusitas.
“Tentu saja, sifatnya meneruskan karena pola baik AB maupun DM harus berdasarkan AD/ART Partai,” ujarnya seraya menyebut kepatuhan terhadap AD/ART Partai bisa menciptakan penerimaan dari internal. Ini bisa menjadi penentu perolehan suara pada kontestasi politik tahun 2024.
(rls)