Jabar Serap 50 Persen Anggaran Penanganan COVID-19
RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menyampaikan, penyerapan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) Jabar sudah hampir 50 persen dari Rp 4,5 triliun total BTT Jabar untuk penanganan Covid-19.
Anggaran itu digunakan untuk bidang kesehatan dan jaring pengaman sosial (social safety net).
“Penyerapan BTT untuk bantuan sosial sudah 48,4 persen (dari anggaran Rp3,895 triliun), dan BTT untuk kesehatan sudah 78 persen (dari anggaran Rp607 miliar),” kata Ridwan Kamil, kemarin.
Terkait itu, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Jabar, Nanin Hayani Adam melaporkan, anggaran BTT untuk penanganan Covid-19 sudah terealisasi Rp2,3 triliun.
Nanin menyebut, Rp 423 miliar telah digunakan untuk penanganan kesehatan, sementara Rp 1,8 triliun untuk jaring pengaman sosial.
Salah satu jaring pengaman sosial, adalah bantuan sosial (bansos) provinsi berupa tunai dan nontunai senilai Rp500 ribu.
Penyerapan bansos diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat, sekaligus meminimalkan risiko lonjakan kemiskinan dan pengangguran di tengah pandemi Covid-19.
Nanin mengaku, penyesuaian anggaran BTT intens dilakukan. Hingga kini, sudah ada pergeseran anggaran sampai lima kali.
Menurutnya, perubahan perencanaan anggaran BTT terus disesuaikan dengan kondisi penanganan Covid-19.
“Kita tidak bisa memprediksi kapan pandemi berakhir. Di bidang kesehatan, pembelian kebutuhan penanganan COVID-19 terus berjalan,” ucapnya.
“Di jaring pengaman sosial, data terus bergerak. Maka, kami harus menyesuaikan perencanaan anggaran dengan kondisi tersebut,” timpalnya.
Di samping itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, Berli Hamdani mengatakan, pos terbesar anggaran BTT di bidang kesehatan dimanfaatkan untuk pengadaan perlengkapan tes Covid-19, Alat Pelindung Diri (APD), alat kesehatan, dan bahan habis pakai laboratorium.
Baca Juga: Jabar Sediakan Masker dalam Paket Bansos Tahap II
“Saat awal pandemi, permasalahan yang dihadapi adalah ketersediaan barang di pasaran dan tingginya harga barang,” ungkap Berli.
Anggaran BTT kesehatan dimanfaatkan juga untuk pemenuhan operasional pusat isolasi pasien Covid-19, baik pusat isolasi rumah sakit rujukan maupun non-rumah sakit.
Baca Juga: Jawa Barat Paling Banyak Terima Keluhan Terkait Bansos
Selain itu, untuk menunjang peningkatan kapasitas pengetesan (testing) metode uji usap (swab test) Polymerase Chain Reaction (PCR).
“Untuk mengejar standar WHO melakukan swab test kepada satu persen penduduk, kami memerlukan mesin PCR dan perlengkapan tes seperti bahan habis pakai laboratorium,” pungkasnya.
(muh/radarbandung)