News

Bencana Pergerakan Tanah di Rongga KBB, Pemkab Tetapkan Status Tanggap Darurat

Radar Bandung - 01/03/2024, 14:48 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Kondisi sekolah dan jalan yang terdampak pergerakan tanah. Istimewa

RADARBANDUNG.id- Pemkab Bandung Barat menetapkan status tanggap darurat bencana pergerakan tanah di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Berdasarkan data BPBD Bandung Barat, akibat bencana tersebut sebanyak 48 rumah terdampak dan 10 di antaranya mengalami rusak parah. Selain itu, bangunan kelas SDN Babakan Talang pun mengalami kerusakan.

Sementara itu, sebanyak 192 warga yang berada di kawasan terdampak pun harus mengungsi ke tempat yang lebih aman yakni di Gedung Islamic Center.

Baca Juga: Kampung Cigombong KBB Diterjang Pergerakan Tanah, Rumah dan Sekolah Rusak

Pejabat (Pj) Bupati Bandung Barat, Arsan Latif menjelaskan, kebijakan penetapan status darurat bencana tersebut rencananya berlaku dalam satu pekan ke depan. “Kita tetapkan tanggap darurat bencana pergerakan tanah sejak kemarin sampai sepekan ke depan. Kebijakan ini supaya proses penanganan lebih cepat,” katanya, Jumat (1/3/2024).

Ia mengatakan, akan memenuhi seluruh kebutuhan pengungsi, baik kebutuhan logistik dan obat-obatan hingga membangun dapur umum bagi masyarakat yang tinggal di pengungsian.

Baca Juga: 30 Rumah di Cipongkor KBB Terdampak Pergerakan Tanah, BPBD hingga Badan Geologi Diterjunkan

“Kita pastikan semua kebutuhan dasar terpenuhi. Saya gak mau mereka mengungsi tak kebutuhan mereka tak tercukupi. Mereka harus nyaman dan pemerintah harus menjamin itu,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, kondisi Kampung Cigombong, Desa Cibedug yang menjadi lokasi bencana pergerakan tanah ini sudah tidak layak menjadi pemukiman penduduk.

“Daerah ini berada di lereng curam dan kondisi tanahnya terus bergerak sehingga tak ideal untuk dibangun rumah. Untuk langkah relokasi kita akan putuskan segera. Nanti kita cari dulu lokasi yang pas dan aman,” tuturnya.

Ia menegaskan, pihaknya juga akan menggandeng Badan Geologi untuk melakukan kajian terkait struktur tanah serta penyebab bencana pergerakan tanah di lokasi tersebut. “Kajian geologi pasti kita lakukan. Itulah tugas Pemerintah harus hadiri di sana untuk memastikan keselamatan. Bagaimana teknisnya, biar kami yang urus,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Disdik Bandung Barat Asep Dendih mengatakan, dari total 8 ruangan kelas sebanyak 5 ruangan mengalami rusak berat dan sisanya rusak ringan.

“Lima ruangan rusak berat nyaris rata dengan tanah, satu diantaranya ruangan perpustakaan. Tapi tiga ruangan lainnya juga mengalami retak-retak pada dinding dan lantainya. Jadi semuanya sudah tidak bisa lagi digunakan untuk kegiatan,” sebutnya.

“Bencana pergerakan tanah membuat ratakan melebar sekitar 2 meter dengan kedalaman sekitar 1 meter. Inilah yang kemudian membuat struktur pondasi bangunan terdampak sampai akhirnya ambruk,” sambungnya.

Ia menyebut, dalam peristiwa pergeseran tanah tersebut para siswa sudah tidak menempati ruangan kelas. Hal tersebut lantaran kegiatan pembelajaran siswa telah berpindah ke ke MTs Al Ikhlas.

“Jauh-jauh hari kami sudah melakukan antispasi dengan mengosongkan sekolah dan memindahkan KBM ke MTs Al Ikhlas yang berjarak sekitar 1 kilometer dari SDN Babakan Talang,” katanya.

“Sebelum memindahkan KBM ke MTs Al Ikhlas, kami sudah berkoordinasi dengan Kemenag KBB. Totalnya ada 90 siswa dari kelas 1-6 yang untuk sementara menumpang belajar ke MTs,” imbuhnya.

Ia menegaskan, pihaknya sudah melayangkan surat kepada BPBD KBB agar melakukan kajian geologi di lokasi pergeseran tanah. Hal tersebut dilakukan untuk menentukan kebijakan kedepannya.