RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – PDI Perjuangan (PDIP) memastikan pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Jakarta tidak akan muncul calon tunggal atau kotak kosong.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Sementara itu foto atas, Ridwan Kamil pada salah satu acara. Dery Ridwansah/Jawapos.com
PDIP siap mengusung kandidat yang akan meramaikan kontestasi politik lima tahunan di Jakarta itu.
Pernyataan itu disampaikan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto untuk merespon langkah Partai Golkar dan Partai Gerindra yang akan mendukung Deddy Mulyadi sebagai calon gubernur Jawa Barat dan munculnya wacana Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus di Jakarta.
Hasto mengatakan, PDI Perjuangan terus membangun komunikasi politik dengan partai-partai poltik.
“Sehingga nantinya di Jakarta tidak akan ada kotak kosong,” kata Hasto di sela-sela pertunjukan wayang dengan lakon Sumatri Ngenger dalam rangka peringatan 28 tahun peristiwa Kudatuli di halaman Masjid At Taufiq, depan Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Sabtu (3/8/2024) malam.
Hasto pun mengingatkan bahwa suara rakyat harus dicerminkan di dalam kontestasi yang sehat. Apalagi, kata dia, Jakarta yang memiliki peran yang penting dan strategis sebagai simbol peradaban di Indonesia.
Menurut dia, kesemrawutan Jakarta juga mencerminkan bagaimana semrawutnya persoalan-persoalan di bidang hukum misalnya. “Maka Jakarta harus menyajikan suatu kontestasi kepemimpinan yang baik,” ujar politisi asal Jogjakarta itu.
Terkait nama Ridwan Kamil yang bakal diusung pada Pilgub Jakarta oleh KIM plus.
Hasto sangat menghargai jika nantinya Ridwan Kamil benar-benar akan dimajukan.
Hal itu menjadi hak partai yang tergabung dalam KIM untuk mengusung mantan gubernur Jawa Barat itu.
Hasto menegaskan bahwa PDIP juga memiliki mitra-mitraan strategis yang akan mengubah konstelasi politik yang ada di Jakarta. “Proses komunikasi terus menerus dilakukan, ketika ada pihak-pihak yang bukan karena dukungan rakyat kemudian oleh kekuasaan mencoba untuk menghadirkan calon tunggal di Jakarta, tentu itu tidak sehat bagi demokrasi,” tegas Hasto.
Soal calon gubernur yang akan diusung PDIP di Jakarta, Hasto mengatakan bahwa pengumuman pasangan cagub dan cawagub akan diumumkan dalam waktu yang tepat.
Saat ini PDIP tengah fokus memprioritaskan untuk calon kepala daerah di tingkat Kabupaten/Kota. “Nanti akan diumumkan pada momentum yang tepat, PDI Perjuangan sekarang memprioritaskan terlebih dahulu di tingkat Kabupaten/Kota sambil kami mempersiapkan seluruh infrastruktur,” kata Hasto.
Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu membeberkan kegiatan partai dalam mempersiapkan infrastruktur untuk Pilkada. Salah satunya, dengan menggelar Rapat Koordinasi Nasional untuk Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) PDIP dalam waktu dekat.
Kemudian, lanjut Hasto, akan ada pelatihan untuk tim kampanye pada gelombang keempat pada 9 Agustus 2024.“Sehingga proses pergerakan untuk kemenangan berdasarkan kekuatan gotong royong partai yang menyatu dengan rakyat itu dipersiapkan sambil menunggu finalisasi, khususnya calon-calon gubernur dan wakil gubernur,” jelasnya.
Yang jelas, kata Hasto, pilkada di Jakarta tidak akan melawan kosong. Begitu juga pilkada di Sumatera Utara (Sumut) dan Jawa Timur (Jatim). PDIP akan berusaha mengusung pasangan calon di provinsi-provinsi penting tersebut. “Ya sama untuk di Sumatera Utara, dan Jawa Timur untuk Pilgub tidak akan ada kotak kosong,” tegas Hasto.
Sementara itu, keputusan Partai Golkar melepas Ridwan Kamil dari Jawa Barat dan mengusung Dedi Mulyadi bukan tanpa “kompensasi”. Golkar disebut akan tetap dapat menyertakan kadernya dalam Pilkada di Jawa Barat.
Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, dukungan Golkar untuk Dedi Mulyadi sudah melalui pembicaraan dengan pihaknya. Salah satu isu yang disepakati adalah posisi kader Golkar untuk menjadi wakil Dedi Mulyadi.
“(Wakilnya)Yang pasti dari golkar,” ujarnya saat dihubungi Jawa Pos kemarin. Namun, Dasco belum mau menyebut nama. Golkar dan Gerindra disebut akan mengumumkan di saat yang tepat.
Bahkan, politisi kelahiran Bandung itu mengklaim, komposisi Dedi Mulyadi berdampingan dengan kader partai beringin tidak hanya disepakati kedua partai. Melainkan juga Koalisi Indonesia Maju.
Padahal, sebelumnya, Partai Amanat Nasional (PAN) juga sempat menyodorkan nama untuk Pilgub Jabar. Misalnya Bima Arya Sugiarto dan Desy Ratnasari. “Sudah disepakati (KIM),” tegasnya.
Di Pilgub Banten, dukungan partai kian menjurus ke pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah. Mereka kini telah resmi diusung 10 partai politik. Kesepuluh partai politik itu meliputi, Partai Gerindra, PKS, Demokrat, NasDem, PKB, PAN, PPP, PSI, Garuda dan Prima.
Kemarin, sepuluh partai itu melakukan deklarasi bersama di Tangerang. Dalam sambutannya, Sekjend DPP Gerindra Ahmad Muzani memberikan arahan kepada seluruh kader Partai Gerindra di Provinsi Banten untuk memenangkan Andra Soni-Dimyati Natakusumah di Pilgub Banten.
Dengan diborongnya semua dukungan, praktis hanya menyisakan PDIP dan Golkar. Partai Beringin sudah mengambil keputusan mengusung Airin Rachmi Diany. (lum/far/jawa pos)