News

Solusi Pengembangan Bandara dan Penanganan Sampah

Radar Bandung - 18/01/2025, 23:42 WIB
AM
Azam Munawar
Tim Redaksi

RADARBANDUNG.ID, KOTABANDUNG – Wali Kota Bandung terpilih, Muhammad Farhan, mengadakan pertemuan dengan Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis, (16/1). Pertemuan ini membahas sejumlah isu penting, di antaranya mengenai pengembangan Bandara Husein Sastranegara dan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, serta solusi penanganan sampah di kawasan Bandung Raya, khususnya Kota Bandung.

Wali Kota Bandung Terpilih, Muhammad Farhan (kanan), dan Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin (kiri), Diskusikan Solusi Penanganan Sampah di Kota Bandung, Kamis, (16/1). Keduanya membahas pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih efisien dan berkelanjutan. Pertemuan ini juga mencakup pembahasan mengenai pemilahan sampah, teknologi pengolahan, dan upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan, serta pengembangan Bandara Husein Sastranegara. Foto-Foto. For Radar Bandung

Bey Machmudin menegaskan bahwa kedua bandara yang berada di wilayah Jawa Barat harus saling melengkapi, bukan bersaing.

“Kalau Bandara Husein Sastranegara dibuka, harus ada solusi untuk Kertajati. Ini sifatnya complementary, bukan bersaing,” ujar Bey.

Menurut Bey, kedua bandara tersebut memiliki peran yang penting dalam melayani masyarakat dan menghadirkan solusi transportasi udara yang optimal.

Bey juga mengungkapkan akan melaporkan permintaan warga Kota Bandung kepada Kementerian Perhubungan RI terkait pengaktifan kembali penerbangan di Bandara Husein Sastranegara.

“Kami juga harus mempertahankan Kertajati, tetapi yang terbaik adalah solusi yang dapat mengakomodasi keduanya,” tambah Bey.

Wali Kota Bandung terpilih, Muhammad Farhan, menyampaikan bahwa permintaan untuk membuka kembali Bandara Husein Sastranegara datang dari warga Bandung yang menginginkan akses transportasi udara yang lebih dekat dan mudah dijangkau.

“Setelah Bandara Husein dialihkan ke Kertajati, banyak warga yang lebih memilih Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta karena jaraknya lebih dekat,” ungkap Farhan.

Farhan menambahkan bahwa keinginan untuk membuka kembali Bandara Husein Sastranegara sangat bergantung pada kebutuhan masyarakat yang merasa lebih praktis menggunakan bandara yang berada di dalam kota. Sebagai pemimpin yang akan segera dilantik, Farhan berkomitmen untuk memperjuangkan aspirasi warga Bandung dengan tetap memperhatikan pengembangan Bandara Kertajati.

Farhan berharap ada solusi yang dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat Kota Bandung tanpa mengabaikan pengembangan BIJB Kertajati.

“Kami memahami pentingnya Kertajati sebagai bandara internasional, tetapi kami juga harus memperhatikan aspirasi warga Bandung yang menginginkan akses yang lebih praktis melalui Bandara Husein,” ujar Farhan.

Farhan juga menekankan pentingnya pelayanan publik yang optimal dan berkomitmen untuk memperjuangkan kebutuhan masyarakat Kota Bandung, termasuk dalam hal transportasi udara. Dengan harapan, solusi yang dihasilkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dan meningkatkan konektivitas di Jawa Barat.

Selain membahas permasalahan bandara, pertemuan ini juga mencakup diskusi mengenai solusi penanganan sampah di kawasan Bandung Raya, yang menjadi isu penting bagi pemerintah daerah dan masyarakat.

Muhammad Farhan, menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan masyarakat dalam penanganan sampah di Kota Bandung. Farhan mengatakan, untuk mengatasi permasalahan sampah yang sudah cukup serius, dibutuhkan kerja sama yang solid antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Ia menegaskan bahwa pemilahan sampah dari rumah tangga merupakan langkah awal yang sangat penting untuk meminimalisir sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir.

“Pemerintah akan terus memberikan edukasi kepada masyarakat agar semakin sadar untuk memisahkan sampah organik dan anorganik. Ini penting agar pengelolaan sampah dapat lebih efisien,” ujar Farhan.

Farhan juga berharap agar pengelolaan sampah dapat lebih terorganisir dengan baik, mencakup pengelolaan sampah di tingkat kelurahan dan fasilitas pengolahan sampah yang memadai.

Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, mengungkapkan bahwa penanganan sampah di wilayah Bandung Raya, khususnya Kota Bandung, membutuhkan sinergi yang lebih kuat antara pemerintah provinsi dan pemerintah kota.

Bey menekankan perlunya koordinasi antara berbagai pihak untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih baik, termasuk pemanfaatan teknologi dan fasilitas pengolahan sampah yang lebih modern.

“Kami akan terus mendorong sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kota untuk memperbaiki sistem pengelolaan sampah. Ini tidak hanya soal fasilitas, tetapi juga edukasi kepada masyarakat untuk ikut bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan lingkungan,” ujar Bey.

Bey juga menambahkan bahwa upaya penanganan sampah harus melibatkan peran aktif masyarakat dalam memilah sampah dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Ia mengingatkan bahwa masalah sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama.

Bey serta Farhan sepakat bahwa penanganan sampah di Kota Bandung memerlukan kerja sama yang lebih erat antara pemerintah dan masyarakat. Farhan mengusulkan pentingnya edukasi dan pemilahan sampah, sementara Bey menekankan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih efektif dan efisien. Dengan upaya ini, diharapkan Kota Bandung dapat mengatasi masalah sampah dengan lebih baik, menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman bagi warganya.(cr1)