RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Kesehatan merupakan aset utama kehidupan apalagi dalam menjalani masa tua. Memasuki usia lanjut, tubuh secara alami mengalami penurunan fungsi sehingga lebih rentan terhadap berbagai penyakit seperti hipertensi, osteoarthritis, penyakit paru obstruktif kronis, hingga diabetes melitus.
Selain itu, lansia juga lebih berisiko mengalami cedera akibat terjatuh karena menurunnya keseimbangan dan kekuatan fisik.
Di tengah kebutuhan akan perlindungan kesehatan yang meningkat di usia lanjut, masyarakat Indonesia patut bersyukur atas kehadiran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.
Program diperuntukkan bagi siapa saja yang menjadi peserta JKN dengan tidak membatasi usia maupun kondisi kesehatan dalam kepesertaannya, berbeda dengan sebagian besar asuransi kesehatan komersial di Indonesia yang umumnya menetapkan batas usia maksimal pendaftaran.
Fitriani Suminar (67) adalah seorang istri dari pensiunan PNS yang sudah tergabung jaminan sosial kesehatan sejak masih periode ASKES yang kemudian saat ini bertransformasi menjadi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dinaungi oleh BPJS Kesehatan.
Di usianya yang sudah tidak muda lagi, Fitriani mengaku sangat bergantung pada BPJS Kesehatan untuk menjalani pengobatan berbagai penyakit yang ia alami.
”Saya tergabung JKN melalui kepesertaan dari pensiunan PNS suami saya, dulu ketika masih aktif bekerja saya malah jarang menggunakan ASKES, namun saat ini saya sangat bersyukur dengan perubahan ASKES yang menjadi BPJS Kesehatan. Sejak tahun 2017, saya sudah menjalani lima kali operasi besar yang semua pengobatannya ditanggung oleh Program JKN,” ungkap Fitriani (14/04).
Fitriani mengalami komplikasi dari penyakit di organ dalam yang selama 7 tahun terakhir yang mengharuskannya melakukan berbagai operasi besar diantaranya operasi pembuangan kista, operasi usus besar, pengangkatan empedu, pengangkatan rahim, hingga bedah laparoskopi.
Menurutnya, biaya pengobatan yang ia terima bahkan bisa mencapai lebih dari Rp2 miliar jika harus ditanggung sendiri.
”Saya dapat berpendapat kalau apa yang saya bayarkan untuk jaminan kesehatan, sejak jaman ASKES hingga kini ke BPJS Kesehatan, tidak sebanding dengan biaya dan manfaat yang saya terima yang pastinya jauh lebih besar. Kalau tidak ada BPJS Kesehatan, saya tidak tahu apakah kesempatan saya untuk pulih masih ada atau tidak. Karenanya saya sebagai warga Negara Indonesia bersyukur karena negara hadir menyediakan jaminan kesehatan yang tidak pandang bulu, mau usia berapa dan penyakit kronis apapun dapat ditanggung, seperti apa yang saya alami,” tambahnya penuh haru.
Selama pengobatannya, Fitriani berkata tidak pernah sekalipun kecewa dengan layanan dari Program JKN. Meski awalnya ia belum terlalu familier dengan sistem rujukan berjenjang, namun setelah mengetahui alur untuk berobat dengan JKN, Fitriani mengaku bahwa penggunaanya mudah asal sudah memahami caranya.
Fitriani juga merasakan perubahan BPJS Kesehatan menjadi lebih baik dengan adanya transformasi digital melalui aplikasi Mobile JKN. Fitur seperti antrian online, riwayat pelayanan, info jadwal tindakan operasi, serta apabila ingin melakukan perubahan faskes semua bisa ia lakukan hanya dalam gengaman melalui smartphone.
Menutup kisahnya, Fitriani menyampaikan harapannya untuk kemajuan Program JKN di masa depan. Ia berharap agar layanan JKN di seluruh Indonesia dapat setara, tanpa adanya ketimpangan pelayanan antar daerah.
”Sebagai pasien yang hidupnya tertolong dengan JKN, saya harap banyak juga orang yang terbantu seperti saya. Namun memang masih banyak ketidakseragaman pelayanan JKN di fasilitas kesehatan yang saya dengar dari pengalaman sodara yang berada di kota kecil. Pengalaman saya dengan BPJS Kesehatan, ketika mendapatkan layanan di Kota besar seperti Bandung, Bekasi dan Jakarta sangat memuaskan, tidak ada perbedaan sikap dari pada tenaga kesehatannya. Harapan saya BPJS Kesehatan bisa terus mendorong fasilitas kesehatan terutama rumah sakit untuk memberikan layanan yang sama baiknya dan tidak ada ketimpangan dimanapun berada, semoga sama baiknya di seluruh Indonesia,” tutup Fitriani. (BS/rs/arh)
Live Update
- Hadir Lebih Dekat, BPJS Kesehatan Keliling Beredar di Kota Bandung 1 bulan yang lalu
- CKG Bisa Picu Peningkatan Klaim Biaya Berobat, BPJS Kesehatan Tegaskan Siap Membiayai 3 bulan yang lalu
- Pastikan Implementasi Transformasi Digital, Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan Kunjungi RS Cahya Kawaluyan Bandung Barat 4 bulan yang lalu